Jakarta (ANTARA) - Harga minyak jatuh pada penutupan perdagangan Kamis karena investor memantau prospek perdagangan global dan data manufaktur Amerika Serikat.
IHS Markit Flash Indeks Pembelian Manajer Manufaktur (PMI) yang disesuaikan secara musiman tercatat 50,6 pada Mei, turun dari 52,6 pada April, yang menandai level terendah sejak September 2009, data dari perusahaan riset itu menunjukkan pada Kamis.
Baca juga: Harga minyak mentah sedikit lebih rendah, ketegangan perdagangan belum usai
Data manufaktur yang mengecewakan dan ketegangan perdagangan global yang bertahan lama menyebabkan kekhawatiran investor terhadap lambatnya pertumbuhan ekonomi global dan berkurangnya permintaan minyak mentah.
Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juli turun 3,51 dolar AS menjadi menetap pada angka 57,91 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.
Sedangkan minyak mentah Brent untuk pengiriman Juli turun 3,23 dolar AS ditutup menjadi pada 67,76 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.
Baca juga: Minyak naik di Asia didorong optimisme baru kesepakatan perdagangan AS-China
Baca juga: Harga minyak mentah naik di Asia dipicu sanksi AS terhadap Iran dan Venezuela
Pewarta: Risbiani Fardaniah
Berita Lainnya
PPN 12 persen, kebijakan paket stimulus dan dampak terhadap ekonomi
19 December 2024 15:53 WIB
Pertamina Patra Niaga siap lanjutkan program BBM Satu Harga di 2025
19 December 2024 15:47 WIB
BNPT-PBNU sepakat terus perkuat nilai Pancasila cegah ideologi radikalisme
19 December 2024 15:38 WIB
Maskapai Garuda Indonesia tambah pesawat dukung operasional di liburan
19 December 2024 15:19 WIB
Kemenekraf berkolaborasi untuk bantu promosikan produk kreatif
19 December 2024 14:52 WIB
Mengapa tidur menggunakan lensa kontak dapat bahayakan mata, begini penjelasannya
19 December 2024 13:25 WIB
Erick Thohir beberkan hasil transformasi sepak bola Indonesia ke FIFA
19 December 2024 13:18 WIB
Mendikdasmen dorong agar kegiatan pembelajaran tak terbatas di sekolah
19 December 2024 13:00 WIB