RAPP Janji Gandeng Masyarakat Kelola Semenanjung Kampar

id rapp janji, gandeng masyarakat, kelola semenanjung kampar

Pekanbaru, 6/10 (ANTARA) - Direktur Utama PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) Kusnan Rahmin berjanji akan menggandeng masyarakat tempatan dalam membangun penggunaan lahan hutan lestari yang berkelanjutan di Semenanjung Kampar, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau.

"Kami akan bekerja sama dengan masyarakat sekitar Semenanjung Kampar untuk memastikan kesejahteraan masyarakat yang berimbang," kata Kusnan di Pekanbaru, Rabu, di sela "workshop" tentang lahan gambut yang digelar Sekretariat ASEAN bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan Pemprov Riau.

Acara tersebut dihadiri lebih dari 100 partisipan dari 15 negara termasuk di dalamnya wakil pemerintah, negara donor, sejumlah LSM lingkungan internasional, serta dunia usaha.

Aktivitas pembangunan kebun akasia dari anak perusahaan Asia Pacific Resources International Holdings Ltd. (APRIL) itu di kawasan hutan rawa gambut Semenanjung Kampar hingga kini masih terus menimbulkan pro dan kontra.

Perusahaan bubur kertas itu mendapat izin hutan tanaman industri (HTI) untuk membangun perkebunan akasia di kawasan konsesi seluas 57.000 hektare.

Menurut Kusnan Rahim, RAPP membangun seluas 5.000 hektare tanaman kehidupan berupa kebun karet yang dikelola masyarakat sekitar operasi perusahaan. Perusahaan akan menyediakan bibit karet dan menjamin pemeliharaannya selama enam tahun untuk kemudian diserahkan kepada masyarakat agar bisa dikelola secara komunal melalui koperasi.

"Tahun ini target pembangunan tanaman kehidupan mencapai 600 hektare," katanya.

Ia juga mengatakan perusahaan tersebut hanya akan membangun kebun akasia di lahan seluas 34.000 hektare di Semenanjung Kampar. Di satu hektare lahan, perusahaan akan menanam sebanyak 1.666 bibit akasia sebagai bahan baku bubur kertas. Sedangkan, luas hutan alam yang akan dipertahankan keasriannya sebagai daerah konservasi mencapai 12.000 hektare.

"Jadi, 'fiber plantation' RAPP di Semenanjung Kampar hanya sekitar kurang dari 10 persen," katanya.

Menurut dia, pengelolaan tanaman produksi terbatas ini akan berkontribusi dan memiliki fungsi untuk membentuk ring area atau pagar di sekitar pusat lahan gambut Semenanjung Kampar.

Pembentukan ring area itu, kata dia, tak hanya untuk mengurangi emisi karbon dioksida tapi juga berfungsi untuk menjaga dan melindungi gudang karbon di area tengah.