Pekanbaru (ANTARA) - Provinsi Riau masih menjadi fokus perhatian Komisi Pemberantasan Korupsi, mengingat banyaknya rekam jejak tindak pidana korupsi yang menjerat para pejabat daerah setempat.
Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Laode Muhammad Syarif saat kegiatan Gerakan Suluh Kebangsaan di Pekanbaru, Sabtu, mengatakan meski Provinsi Riau masih menjadi pusat perhatian KPK. Dirinya berharap tak ada lagi pejabat daerah yang tersandung kasus korupsi.
"Kami tidak punya niat lagi untuk memenjarakan Gubernur. Kami katakan itu kepada Gubernur yang baru dilantik. Karena kalau itu terjadi, seakan-akan KPK tidak bekerja dalam pencegahan korupsi," ucap Laode Muhammad Syarif.
Laode kembali mengingatkan, tiga Gubernur Riau yang pernah tersandung kasus korupsi. Ketiga Gubernur itu yakni Rusli Zainal, Saleh Djasit, dan Annas Ma'mun.
Sehingga dia meminta agar seluruh elemen masyarakat, ke depannya ikut melakukan pengawasan terhadap upaya pemberantasan korupsi di daerah.
"Kita berharap bapak dan ibu di sini bisa mengawasi Gubernur dan anggota DPRD dalam bekerja, dalam mengelola daerah," ujarnya di hadapan tokoh masyarakat, tokoh muda dan kalangan akademisi.
Laode mengatakan Riau memiliki potensi kekayaan sumber daya alam yang besar sehingga menyebabkan kawasan tersebut rawan akan potensi korupsi.
"Awal-awal saya ke Riau, saya tanya Gubernur. Tau gak minyak yang disedot di perut Riau setiap harinya? Karena gak boleh rahasia-rahasiaan dalam mengelola negeri ini. Makin sembunyi-sembunyi justru makin dicurigai," ujarnya.
Kemudian, dia juga menyoroti potensi perkebunan sawit yang dimiliki Riau. Yang menyebabkan dua Gubernur Riau terdahulu terjerat kasus korupsi.
"Lahan 3 juta hekatare itu siapa yang punya, berapa rakyat berapa konglomerat? Berapa yang ilegal? Tidak boleh disembunyikan. Dua Gubernur sebelumnya kan masuk penjara karena sawit, satu lagi karena pengadaan barang dan jasa," ucapnya.
Dia menambahkan Riau menjadi salah-satu dari enam provinsi lainnya yang masih menjadi sorotan KPK karena masih banyak indikasi korupsi yang terjadi daerah.
"Mengapa provinsi Riau masih menjadi fokusnya KPK, karena banyak dugaan tindakan korupsi di daerah. Riau masuk enam provinsi lainnya yakni Aceh, Papua, Papua Barat, Sumatera Utara dan Banten," ujarnya.
"Namun begitu bukan berarti daerah lain tidak korupsi. Mereka juga kita awasi. Tapi fokus kita memang pada enam provinsi ini," sambungnya.
Berita Lainnya
Korupsi Pj Wali Kota Pekanbaru bermodus bayar utang
14 December 2024 8:55 WIB
KPK sita uang Rp1,5 miliar dalam penggeledahan di beberapa OPD di Pekanbaru
13 December 2024 20:50 WIB
Mantan Menkumham Yassona Laoly dipanggil KPK, ada apa?
12 December 2024 17:28 WIB
Pj Wali Kota Pekanbaru tertangkap OTT KPK dinilai berkinerja bagus
12 December 2024 6:54 WIB
Berlanjut, KPK geledah Dishub dan Kesbangpol Pekanbaru
10 December 2024 17:26 WIB
Rapat Paripurna DPR RI setujui calon pimpinan dan calon Dewas KPK 2024-2029
05 December 2024 11:51 WIB
OTT Pj Wali Kota Pekanbaru buka kotak pandora, siapa yang belum tertangkap?
04 December 2024 14:56 WIB
Begini perjalanan penyitaan uang Rp6,8 miliar kasus OTT Risnandar Mahiwa
04 December 2024 7:27 WIB