Hindari tidur dengan rambut basah karena bakteri berbahaya berkoloni di bantal

id tidur, bantal, bakteri

Hindari tidur dengan rambut basah karena bakteri berbahaya berkoloni di bantal

Ilustrasi (pixabay)

Jakarta (Antaranews Riau) - Orang-orang bilang tidur dengan rambut basah bisa bikin sakit flu. Nyatanya, sejumlah ahli mengatakan itu tidak benar.

"Flu disebabkan oleh virus pernapasan yang berkembang biak dan menyebar. Anda tak akan kena flu cuma gara-gara dingin," kata Dr. William Schaffner, seorang profesor dari Vanderbilt University Medical Center bagian Penyakit Menular, seperti dilansir Time, Rabu (20/2).

Rumor lain soal tidur dengan rambut yang masih basah adalah bisa menyebabkan bakteri berbahaya berkoloni di bantal.

Sekali lagi hal itu dibantah.

"Bakteri dan virus penyebab penyakit tidak muncul secara spontan, jadi Anda tidak akan sakit dengan bantal sedikit lembab di malam hari," kata Schaffner.

Meski demikian, ada beberapa pengecualian.

Baca juga: Manfaat Tidur Menggunakan Kaos Kaki Basah

Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa bantal — terutama yang terbuat dari bahan sintetis — dapat menampung jamur yang bisa memicu asma atau alergi. Mikroorganisme ini cenderung bekerja dengan baik di lingkungan yang lembab, dan demikian pula tungau debu, kata Dr. Payel Gupta, seorang ahli alergi dan juru bicara untuk American Lung Association.

Tapi Gupta mengatakan tidak ada bukti bahwa orang yang tidur dengan rambut basah mengalami lebih banyak gejala alergi atau asma, jadi kekhawatiran tentang rambut basah itu teoretis.

Tetapi jika Anda bangun dengan hidung tersumbat, mata gatal atau berair, masalah pernapasan atau gejala alergi atau asma lainnya — atau bahkan jika tidak — Anda harus mencuci sarung bantal dan seprai dengan air panas setidaknya sekali seminggu untuk mengurangi paparan Anda terhadap potensi iritasi.

Meski demikian, tidur dengan rambut yang masih basah tidak baik bagi kesehatan rambut.

"Secara umum, tidur dengan rambut basah tidak baik untuk kesehatan rambut," kata Dr. George Cotsarelis, seorang profesor dermatologi di Perelman School of Medicine University of Pennsylvania.

Air dapat menurunkan lapisan luar pelindung folikel rambut, yang disebut kutikula. Kalau kutikula itu rusak, air dapat menembusnya dan menghancurkan korteks dalam folikel. Itu bisa membuat rambut rapuh serta hilangnya kilau dan elastisitas.

Tetapi perlu dicatat bahwa hampir semua yang kita lakukan pada rambut — mulai dari menyisir dan mengeringkannya hingga mewarnai atau memaparkannya ke matahari — dapat merusaknya.

Kalau memang mau tidur dengan rambut basah, menggunakan kondisioner dapat membantu memulihkan dan memperbaikinya, kata Dr. Adam Friedman, profesor Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas George Washington.

Friedman mengatakan ada sejumlah masalah kulit yang bisa timbul akibat tidur dengan rambut basah.

Jika Anda tidur miring, rambut basah ada di antara bantal dan kulit wajah, itu dapat menyebabkan iritasi, katanya.

Selain itu, saat air di rambut Anda menguap, ini bisa menyebabkan kekeringan di wajah atau kulit kepala, tambahnya.

Tetapi banyak orang tidur dengan rambut basah dan tampaknya tidak memiliki masalah, katanya.

Dan dalam beberapa kasus, rambut basah sebenarnya bisa membantu tidur. Penelitian telah menunjukkan bahwa mendinginkan kepala di malam hari membantu menenangkan aktivitas metabolisme otak.

Baca juga: Kurang Tidur Menurunkan Kadar Hormon Testosteron

Baca juga: Kurang Tidur Pada Remaja Berujung Perilaku Berisiko