Kurang tidur maupun tidur berlebih ternyata sama-sama punya implikasi kesehatan

id Berita hari ini, berita riau terbaru, berita riau antara, tidur

Kurang tidur maupun tidur berlebih ternyata sama-sama punya implikasi kesehatan

Ilustrasi - Tidur terlalu lama atau terlalu pendek sama-sama punya implikasi terhadap kondisi kesehatan. (ANTARA/Pexels/Ketut Subiyanto/am.)

Jakarta (ANTARA) - Penelitian baru menunjukkan bahwa kurang tidur maupun tidur berlebihan secara reguler sama-sama punya implikasi kesehatan.

Dalam studi baru, para periset meneliti pengaruh kebiasaan tidur singkat dan tidur lebih lama secara teratur terhadap fungsi otak manusia.

Menurut siaran Medical Daily pada Selasa, hasil studi baru itu menunjukkan bahwa kurang tidur secara konsisten berkaitan dengan depresi dan penyusutan otak di wilayah emosional.

Sedangkan tidur terlalu lama secara teratur, menurut hasil penelitian bisa jadi merupakan tanda peringatan dini dari penurunan kognitif, Alzheimer, atau bahkan skizofrenia.

"Studi ini menunjukkan pergeseran paradigma dalam cara kita memahami hubungan antara tidur dan kesehatan," kata Profesor Jianfeng Feng dari Universitas Warwick selaku pemimpin studi.

Dia menyampaikan bahwa waktu tidur yang pendek sering kali menjadi penyebab mendasar masalah kesehatan, sedangkan tidur yang panjang cenderung mencerminkan kondisi yang sudah ada sebelumnya.

"Temuan ini menyoroti pentingnya intervensi yang dipersonalisasi untuk mengatasi jalur biologis unik dari orang yang tidur pendek dan panjang," katanya.

Guna mengetahui kaitan waktu tidur dengan kondisi otak, penelitian dilakukan pada hampir setengah juta orang dewasa berusia 38 hingga 73 tahun dari basis data UK Biobank dengan menanyakan jam tidur mereka dalam sehari.

Berdasarkan tanggapan mereka, para peserta dibagi menjadi dua kelompok, yakni orang dengan masa tidur pendek (kurang dari tujuh jam) dan orang dengan masa tidur panjang (lebih dari tujuh jam).

Para peneliti kemudian menganalisis data genetik, citra otak, dan hasil pemeriksaan kesehatan secara keseluruhan untuk memahami bagaimana durasi tidur dapat mempengaruhi fungsi otak dan kesehatan kognitif dalam jangka panjang.

Tidur dengan durasi pendek secara teratur dikaitkan dengan masalah psikologis, seperti suasana hati yang buruk dan kelelahan, serta kesehatan otot dan rangka yang lebih buruk.

Hasil pemindaian otak menunjukkan bahwa orang yang durasi tidurnya pendek mengalami pengurangan materi otak di area otak yang terlibat dalam emosi, meningkatkan risiko kondisi seperti depresi, penyakit jantung, dan obesitas.

Sedangkan tidur terlalu lama dikaitkan dengan penurunan kognitif, peradangan yang lebih tinggi, dan kesehatan metabolisme yang lebih buruk, yang menurunkan kadar kolesterol "baik."

Hasil pemindaian otak menunjukkan hilangnya materi otak di area yang terkait dengan memori dan area risiko yang diketahui untuk penyakit degeneratif seperti Alzheimer dan skizofrenia.

Namun, para peneliti mencatat bahwa durasi tidur yang panjang tampaknya merupakan gejala, bukan penyebab dari kondisi ini.

Berdasarkan penelitian, para peneliti mencatat bahwa tidur panjang dan tidur pendek merupakan dua proses yang "berbeda secara biologis" dengan asosiasi genetik masing-masing.

"Tujuan utama kami adalah membangun profil kesehatan tidur yang komprehensif di seluruh rentang hidup manusia, menyediakan wawasan yang dapat ditindaklanjuti bagi individu di setiap tahap kehidupan," kata Profesor Feng.

Baca juga: Langkah-langkah yang direkomendasikan untuk menenangkan pikiran sebelum tidur

Baca juga: Mengapa tidur menggunakan lensa kontak dapat bahayakan mata, begini penjelasannya