Jakarta (ANTARA) - Sekitar sepertiga dari semua pemakai lensa kontak tertidur dengan menggunakannya, dan sebagian besar terbangun dengan kondisi mata kering yang mereka pikir dapat mereka hilangkan dengan mudah dengan tetes mata.
Namun, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit atau Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengatakan tidur dengan lensa kontak membuat pengguna enam hingga delapan kali lebih mungkin terkena infeksi mata, lapor Healthline, Selasa (10/12).
Infeksi mata yang serius dapat menyebabkan kerusakan kornea, pembedahan, dan, dalam kasus yang jarang terjadi namun tetap berpotensi ialah kehilangan penglihatan.
Penting untuk diperhatikan bahwa infeksi ini dapat terjadi, baik saat menggunakan lensa kontak untuk mengoreksi penglihatan maupun hanya sebagai kosmetik.
Studi menunjukkan bahwa sekitar 85 persen pemakai lensa kontak remaja, 81 persen pengguna lensa kontak dewasa muda, dan 88 persen orang dewasa yang lebih tua melakukan setidaknya satu perilaku yang membuat mereka berisiko terkena infeksi mata.
Risiko yang paling umum terjadi pada orang dewasa muda dan dewasa yang lebih tua adalah tidur dengan lensa kontak.
Kornea bersentuhan dengan bakteri setiap hari, namun infeksi jarang terjadi. Hal ini dikarenakan kornea yang sehat merupakan bagian dari pertahanan alami mata terhadap kontaminan. Namun, agar dapat berfungsi dengan baik, kornea membutuhkan hidrasi dan oksigen.
Saat terjaga, berkedip akan membuat mata tetap lembap, dan oksigen dapat mengalir melalui air mata yang dihasilkan. Kontak lensa menutupi permukaan mata, sehingga secara signifikan mengurangi jumlah oksigen dan kelembapan yang dapat diakses oleh mata.
Saat tidur, penurunan tersebut menjadi lebih parah. Tanpa oksigen yang cukup, keadaan yang disebut hipoksia, sel-sel dalam kornea kehilangan kemampuannya untuk melawan bakteri secara efektif.
Tidur dengan menggunakan lensa kontak dapat menyebabkan salah satu dari kondisi mata yang serius di antaranya:
Keratitis bakteri
Keratitis bakteri adalah infeksi pada kornea, umumnya disebabkan oleh Staphylococcus aureus atau Pseudomonas aeruginosa, yang keduanya merupakan bakteri yang ditemukan pada tubuh manusia dan lingkungan.
Orang lebih mungkin mengalami keratitis bakteri jika menggunakan lensa kontak dengan masa pakai yang lama, sistem kekebalan tubuh terganggu, atau pernah mengalami cedera mata.
Menurut National Eye Institute, keratitis menular biasanya dapat diobati dengan obat tetes mata, meskipun kasus yang lebih serius mungkin memerlukan obat tetes steroid.
Jika tidak diobati, kornea dapat mengalami kerusakan permanen akibat infeksi.
Keratitis Acanthamoeba
Amuba yang menyebabkan infeksi ini dapat ditemukan di banyak sumber air, termasuk air keran, kolam air panas, kolam renang, danau, dan sungai.
American Optometric Association mengatakan bahwa acanthamoeba keratitis sering kali terjadi bersamaan dengan infeksi mata akibat mikroba.
Jadi, jika telah membilas lensa kontak dengan air keran, berenang di dalamnya, atau tidur di dalamnya, pengguna mungkin berisiko.
Perawatan untuk kondisi ini membutuhkan obat tetes mata jangka panjang, dan jika obat tetes mata tidak mengatasi masalah, mungkin memerlukan pembedahan.
Keratitis jamur
Para peneliti telah menemukan bahwa keratitis jamur paling sering terjadi di daerah dengan suhu ringan dan cuaca tropis.
Tidur dengan menggunakan lensa kontak meningkatkan risiko keratitis jamur, tetapi kebanyakan orang yang mengalaminya juga pernah mengalami trauma mata yang melibatkan tanaman, ranting, atau tongkat.
Mengobati keratitis jamur dengan cepat adalah penting karena, jika tidak diobati, keratitis jamur dapat menyebabkan kehilangan penglihatan pada mata yang terinfeksi.
Faktanya, keratitis jamur merupakan salah satu penyebab utama kebutaan di India.
Jika tertidur dengan lensa kontak, lepaskan sesegera mungkin. Jika tidak dapat melepasnya dengan mudah, jangan menariknya. Lensa kontak yang terbawa tidur umumnya akan sulit dilepas.
Teteskan beberapa tetes obat tetes mata yang terbuat dari air mata buatan yang steril ke dalam mata. Tunggu 5-10 menit setelah meneteskan obat tetes, dan lensa biasanya dapat dilepas dengan mudah.
Jangan gunakan lensa kontak selama satu hari penuh, dan perhatikan bagaimana kondisi mata. Jika merasakan adanya gejala infeksi, segera hubungi dokter mata.
Jika merasa mengalami infeksi, masukkan lensa kontak ke dalam wadah plastik dan bawa ke dokter mata untuk diuji.
Berita Lainnya
NBA bersama NBPA hadirkan format baru untuk laga All-Star 2025
19 December 2024 16:16 WIB
PPN 12 persen, kebijakan paket stimulus dan dampak terhadap ekonomi
19 December 2024 15:53 WIB
Pertamina Patra Niaga siap lanjutkan program BBM Satu Harga di 2025
19 December 2024 15:47 WIB
BNPT-PBNU sepakat terus perkuat nilai Pancasila cegah ideologi radikalisme
19 December 2024 15:38 WIB
Maskapai Garuda Indonesia tambah pesawat dukung operasional di liburan
19 December 2024 15:19 WIB
Kemenekraf berkolaborasi untuk bantu promosikan produk kreatif
19 December 2024 14:52 WIB
Erick Thohir beberkan hasil transformasi sepak bola Indonesia ke FIFA
19 December 2024 13:18 WIB
Mendikdasmen dorong agar kegiatan pembelajaran tak terbatas di sekolah
19 December 2024 13:00 WIB