Perang Air Selatpanjang Akan Tercatat di Museum Rekor Indonesia

id perang air,fesvital perang air,imlek 2019,selatpanjang

Perang Air Selatpanjang Akan Tercatat di Museum Rekor Indonesia

Arsip foto. Serunya Festival Perang Air di Selatpanjang, Kepulauan Meranti, Riau. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Pekanbaru (Antaranews Riau) - Festival Perang Air di Kota Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, pada tahun ini diharapkan bisa tercatat di Museum Rekor Indonesia atau MURI karena tiga keunikannya.

“Hari ini orang dari MURI datang di Selatpanjang dan selama dua hari akan memantau Perang Air, terserah mereka nanti untuk menilainya,” kata Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kepulauan Meranti, Rizky Hidayat kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.

Selatpanjang merupakan kota di pesisir Riau yang selalu ramai saat perayaan Imlek karena sebagian besar populasi penduduknya adalah keturunan Tionghoa. Tradisi perang air, atau sebutan setempat “Cian Cui”, membuat perayaan Imlek di Selatpanjang unik dan berbeda dengan kota lainnya. Pemerintah Kabupaten Meranti mengemas Cian Cuisebagai festival sejak 2013

Berikut ini tiga rekor yang bisa dipecahkan dari Festival Perang Air Selatpanjang:

1. Peserta Terbanyak

Rizky menjelaskan, Perang Air Selatpanjang bisa tercatat sebagai festival pada perayaan Imlek dengan peserta terbanyak. Berdasarkan catatan Antara pada cian cui 2018, saat itu tercatat sekitar 22.258 wisatawan yang ikut meramaikan festival tersebut yang di dalamnya juga ada 3.589 wisatawan mancanegara.

Sementara itu, jumlah penduduk lokal di Selatpanjang yang mengikuti Festival Perang Air mencapai 16.742 orang. Dengan begitu, secara keseluruhan Festival Perang Air 2018 diikuti oleh sekitar 39.000 perserta.

“Peserta terbanyak untuk masuk dalam MURI kurang lebih harus ada 1.000 orang. Kalau di perang air, jumlah 1.000 itu bisa kita lampaui,” kata Rizky yang menargetkan ada 25.000 wiatawan pada festival perang air 2019.

Baca juga: Wisatawan Mancanegara 6 Negara ini Akan Ikut Perang Air di Meranti, Darimana saja?

Arsip foto. Festival Perang Air di Kota Selatpanjang. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)


2. Properti Terunik

Perang Air Selatpanjang bisa juga tercatat di MURI sebagai festival dengan properti terunik. Rizky menjelaskan uniknya festival itu adalah menggunakan becak motor. Ada sekitar 500 becak yang bisa digunakan warga dan wisatawan.

Pengemudi becah motor biasanya sudah menyiapkan ember besar berisi air untuk penumpangnya.

Untuk menjaga kebersihan, peserta perang air dilarang menggunakan air dengan kemasan plastik karena menimbulkan sampah di jalan dan menyakiti peserta lain.

“Kami sudah sepakat untuk atur jangan gunakan plastik, kemasan air gelas. Harus gunakan gayung air atau lainnya yang tidak menyakiti orang. Kita akan menyemprotkan air untuk seperti hujan pakai mobil pemadam kebakaran,” ujarnya.

Baca juga: Serunya Festival Perang Air di dalam Terowongan Air di Selatpanjang

Arsip foto. Wisatawan terkena cipratan air saat menggunakan becak motor di Festival Perang Air Selatpanjang. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)


3. Durasi Terlama

Selain itu, Rizky mengatakan penyelenggaraan Cian Cuitahun ini bisa tercatat di MURI sebagai festival dengan durasi terlama. Perang Air sebenarnya berawal dari permainan anak-anak setempat saat Imlek, dan kabarnya juga pernah dilakukan saat perayaan Lebaran Idul Fitri. Karena tidak terkait ritual agama tertentu, semua lapisan masyarakat bisa ikut meramaikannya.

Tradisi perang air itu berlangsung setiap sore hari sejak Imlek tanggal 5 Februari 2019, dan puncaknya adalah perayaan Imlek hari ke-7 pada tanggal 11 Februari. Rute perang air melalui jalan-jalan protokol, seperti Jalan A. Yani, Tebing Tinggi, Diponegoro, Kartini dan Imam Bonjol.

Setelah dikemas dalam bentuk festival, acara ini berlangsung setiap sore hari sejak pukul 16.00 hingga 18.00 WIB.

“Durasi penyelenggaraan ini terlama, karena seminggu lamanya,” kata Rizky.

Arsip foto. Wisatawan mancanegara mengikuti Festival Perang Air di Selatpanjang, Riau. (ANTARA FOTO/FB Anggoro)


Ia mengatakan pada festival tahun ini juga diselenggarakan Meranti Night Carnival, yaitu acara untuk mempopulerkan kuliner dari sagu khas Meranti, kerajinan, penampilan seni dan budaya. Acara itu berpusat di Taman Cik Puan, Jl. Merdeka selama perang air berlangsung tujuh hari.

Festival Perang Air pada tahun ini tidak masuk dalam kalender pariwisata Indonesia oleh Kementerian Pariwisata (Kemenpar), namun pada 2018 Festival Perang Air menjadi juara di ajang Anugerah Pesona Indonesia Kemenpar dari kategori festival pariwisata terpopuler.

Baca juga: "Medan Laga" Perang Air Jadi Magnet Wisata Pesisir Riau