Pekanbaru,(Antaranews Riau) - Pemerintah Provinsi Riau kini berupaya mempercepat penuntasan angka putus sekolah dengan data terakhir tinggal hanya 713 orang yang sebelumnya pada tahun 2016 mencapai 5.224 anak sesuai data statsitik.
"Upaya tersebut terus digencarkan pada tahun 2019 antara lain melalui Program Indonesia Pintar (PIP), sebagai jembatan pendukung bagi anak bangsa mencapai masa depan emas menuju negeri yang gemilang, cemerlang dan terbilang," kata Sekda Provinsi Riau Ahmad Hijazi di Pekanbaru, Senin.
Menurut dia, melalui PIP anak didik mendapatkan manfaat besar, karena keluarga yang tergolong rumah tangga miskin, santri korban musibah bencana atau siswa yang terancam tidak dapat melanjutkan pendidikan bisa diatasi.
Program Indonesia pintar ini, katanya, adalah program yang diyakini meringankan biaya personal pendidikan siswa miskin tersebut.
"Oleh karena itu, program ini diharapkan dapat terus dikembangkan dan diperluas, hingga orang tua anak didik berkecukupan, diharapkan anak Indonesia yang mendapatkan PIP harus menggunakan bantuan ini dengan baik agar mereka mendapatkan kesempatan pendidikan, karena belum semua siswa kurang mampu yang bisa mendapatkan bantuan ini," katanya.
PIP dirancang, katanya lagi, adalah untuk menjamin seluruh anak usia sekolah dari keluarga kurang mampu terdaftar sebagai penerima bantuan hingga anak lulus jenjang pendidikan menengah.
Selain itu, dari segi geografis Provinsi Riau terdiri atas wilayah daratan dan lautan dan pulau pulau pesisir yang masih mengalami keterbatasan akses, transportasi dan akses pendidikan.
"Oleh karena itu Pemrov Riau terus berupaya untuk menekan angka putus sekolah tersebut dengan berbagai program pendidikan dan PIP telah mampu mengurangi anak putus sekolah yang signifikan dari tahun ke tahun," katanya.
PIP katanya, merupakan program bersama Kementerian antara, Kemendikbud, Kemenag dan Kemensos, yang kini porgram PIP diluncurkan di Riau, dihadiri anggota BPK RI, DPR RI dan Sekjen Kemenag RI.
Ahmad Hijazi menjelaskan, pendidikan merupakan Pilar pembangunan bangsa dan PIP merupakan salah satu upaya yang diharapkan mampu mencerdaskan kehidupan bangsa. Apalagi pendidikan merupakan kunci membangun manusia yang mampu membangun peradaban, maju mundurnya suatu bangsa ditentukan bagaimana negara tersebut menyelenggarakan pendidikan bagi penduduknya.
Sementara itu, salah satu penghambat program pendidikan di Indonesia adalah kemiskinan, dan kesulitan hidup pada sebagian masyarakat menjadi faktor utama terhambatnya anak didik mendapatkan pendidikan. Padahal setiap tahun, biaya hidup terus meningkat karena adanya inflasi.
"Kondisi yang sama juga dirasakan masyarakat Riau, oleh karena itu untuk menjadi negara yang terhormat hanya dengan menata pendidikan lebih baik lagi," katanya.
Ahmad Hijazi menekankan, PIP harus diselaraskan dengan kesiapan data, dan data tersebut harus valid, sesuai dengan penerima yang berhak sesuai ketentuan sehingga Riau harus memvalidasi data dan menverifikasi.
Selain itu, penerima PIP harus tepat sasaran agar bermanfaat bagi siswa dari keluarga miskin, sehingga Kanwil Kemenag Riau beserta jajarannya harus sudah mulai menginventarisasi data siswa yang berhak mendapatkan dana PIP khususnya madrasah di daerah pinggiran, pelosok, pesisir, yang sulit diakses.
Berita Lainnya
Anggota DPRD Riau sebut 9.000 anak terancam putus sekolah, ini penyebabnya
18 January 2024 17:56 WIB
Terima satgas Pantas, Gubri Edy Nasution berharap tidak ada anak putus sekolah
05 January 2024 11:25 WIB
Terima Satgas Pantas, Gubri Edy Nasution berharap tidak ada anak Riau putus sekolah
03 January 2024 14:55 WIB
Dewan sentil Pemprov Riau soal tingginya angka putus sekolah
06 February 2023 19:25 WIB
Sering mencuri, dua anak putus sekolah ditangkap, dan mengaku senang dipenjara
13 January 2023 13:24 WIB
Entaskan anak putus sekolah di Riau
02 September 2022 22:54 WIB
Dinsos Kampar cari anak putus sekolah untuk dilatih belajar otomotif dan las
18 July 2022 14:19 WIB
Pemprov Riau segera bentuk Satgas Penanggulangan Anak Putus Sekolah
06 January 2022 9:36 WIB