Disdik Dumai Imbau Sekolah Kurangi Aktivitas Fisik

id disdik dumai, imbau sekolah, kurangi aktivitas fisik

Dumai, 5/8 (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Duma, Riau, melalui surat edarannya mengimbau seluruh sekolah agar mengurangi aktivitas fisik dalam pelajaran selama Ramadhan, dan mewajibkan shalat berjamaah bagi siswa di sekolah.

Dalam surat yang dibacakan langsung oleh Kepala Disdik Dumai, Rusli Alhamidi, Kamis, juga mewajibkan agar pihak sekolah lebih meningkatkan durasi pelajaran tentang keagamaan.

Rusli Alhamidi yang ditemui ANTARA di ruang kerjanya mengatakan berbeda dengan tahun sebelumnya. Pada Ramadhan 1430 Hijriah, para siswa menjalani proses belajar mengajar di masjid dan mushalla di lingkungan terdekat, kini mereka kembali belajar di sekolah masing-masing.

Adapun alasannya, kata Rusli, karena selain keterbatasan anggaran pendidikan yang ada juga sistem belajar di rumah ibadah terdekat dinilai tidak efektif bagi pelajar dalam menuntut ilmu pengetahuan.

Pada kesempatan sama, Sekretaris Disdik Kota Dumai, Yusmanidar, yang mendampingi Rusli, menambahkan, pada awal puasa, siswa-siswi se-Kota Dumai akan diliburkan terlebih dahulu selama tiga hari, 9-11 Agustus 2010.

Selanjutnya, kata dia, pihak sekolah juga diwajibkan untuk menggelar kegiatan pesantren kilat di sekolah selama sepekan yang dimulai sejak 23 hingga 30 Agustus mendatang.

Dikatakan Yusmanidar, sistem siswa belajar pagi akan dimulai dari pukul 08.00 WIB hingga 12.30 WIB dan ditutup dengan shalat Zuhur berjamaah. Khusus siswa yang masuk siang, jam belajar diakhiri dengan shalat Ashar berjamaah.

Bagi pelajar yang nonmuslim, lanjut dia, tetap belajar bersama mengikuti kurikulum umum. Namun, untuk kurikulum agama supaya sekolah dapat mengeluarkan kebijakan siswa harus menyesuaikan diri belajar agama masing-masing.

"Edaran kegiatan pembelajaran pada Ramadhan sudah disampaikan ke seluruh sekolah untuk dapat mengikuti kebijakan tersebut dan menyesuaikan diri," katanya.

Dalam surat edaran itu juga menyebutkan bahwa kurikulum umum dan agama tidak ada perubahan. Namun, khusus kurikulum olahraga dan kesenian kemungkinan ditiadakan mengingat pelajar sedang berpuasa.

"Untuk pakaian sekolah, masih menunggu petunjuk dari wali kota. Yang pasti pelajar wanita harus membawa mukena ke sekolah," kata Yusmanidar.

Meski dalam Ramadhan siswa hanya menjalani proses belajar selama 10 hari, Disdik mengimbau sekolah untuk tetap mengusahakan pencapaian kurikulum pembelajaran layaknya yang sudah disusun.

Di samping itu, kata dia, jangka waktu belajar selama bulan Ramadhan hanya berkurang lima hingga 10 menit per mata pelajaran.

Guna menghindari kenakalan remaja, Yusmanidar mengimbau pihak sekolah, orang tua, dan masyarakat untuk dapat mengawasi anak di lingkungan tempat tinggalnya.

Dia juga meminta kepada para siswa untuk menjalani proses belajar mengajar dengan baik dan khusyuk dalam beribadah serta memperbanyak menambah ilmu pengetahuan dari bacaan buku lain.