Bengkalis Tolak Konversi Minyak Tanah Ke Gas

id bengkalis tolak, konversi minyak, tanah ke gas

Bengkalis, 3/8 (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Bengkalis, Riau, mengaku menolak konversi minyak tanah ke gas (elpiji).

"Penolakan itu dilakukan jika Pertamina tidak mau menyesuaikan data penerima konversi yang dipunyai Diperindag dengan data hasil pendataan konsultan Pertamina," kata Kepala Disperindag Bengkalis, H Andry Sukarmen, saat dihubungi ANTARA dari Dumai, Selasa.

Ketegasan itu menurut Andry, disampaikan untuk menyinggung tentang ketidakvalidan data penerima konversi minyak tanah ke elpiji yang menyebabkan hingga sekarang pogram konversi itu belum berjalan secara maksimal di Bengkalis.

"Data yang kita punyai, jumlah masyarakat yang berhak menerima konversi tersebut lebih banyak dari data konsultan Pertamina, sehingga data ini tidak valid. Jika konversi ini dilaksanakan akan timbul masalah baru, maka kita belum mau menerima konversi ini sebelum ada penyesuaian data yang sesungguhnya," ucap Andry.

Dikatakannya, untuk mendata masyarakat yang akan menerima program konversi, Pertamina menggunakan jasa konsultan melakukan pendataan langsung ke lapangan oleh konsultan yang ditunjuk, setelah melakukan pendataan, data tersebut langsung memberikannya ke Pertamina tanpa melaporkan ke Dispreindag.

Padahal, terang dia, sebenarnya Disperindag sudah punya data sendiri dan ternyata data tersebut lebih kecil dari data yang dipunyai oleh Disperidag.

"Sementara oleh Pertamina, yang digunakan untuk penyaluran elpiji 3 kg tersebut adalah data yang dari konsultan," paparnya.

Disamping persoalan data yang tidak valid, terang Andry, Disperindag Bengkalis menolak koversni minyak tanah ke elpiji karena belum ada kejelasan dari Pertamina soal kesinambungan elpiji 3 kg dan keamanan penggunaan fasilitas memasak kepada masyarakat.

"Kurangnya sosialisasi pemakaian elpiji membuat masyarakat kian resah, jika kemudian terjadi kecelakaan atau musibah kebakaran, siapa yang akan bertanggungjawab, apalagi saat ini sudah marak ledakan di sana-sini. Hal ini lah, yang membuat kita memutuskan untuk menolak konversi itu," ucapnya mengakhiri.

Pewarta :
Editor: Fazar Muhardi
COPYRIGHT © ANTARA 2010

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.