Teheran, Iran (Antarariau.com/Anadolu-OANA) - Presiden Iran Hassan Rouhani pada Senin (5/11) berikrar akan melangkahi sanksi yang baru diberlakukan lagi oleh AS terhadap negara yang kaya akan minyak itu, demikian laporan kantor berita setengah resmi Iran, Mehr.
"Republik Islam Iran dapat dan akan menjual minyaknya," kata Rouhani, sebagaimana dikutip Mehr, selama pertemuan dengan para pejabat Kementerian Ekonomi iran.
Ia mengatakan Washington jadi makin terkucil setelah penarikan diri AS pada Mei dari Kesepakatan Nuklir 2015 dengan Teheran.
"Hampir semua negara di dunia kecuali beberapa negara mendukung kita dalam menghadapi Amerika Serikat, dan itu adalah kemenangan diplomasi kita," kata Rouhani, sebagaimana dilaporkan kantor berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi.
Pada Senin, Pemerintah AS memberlakukan kembali semua sankis yang dicabut atas Iran, setelah Kesepakatan Nuklir 2015 dengan Teheran. Semua sanksi tersebut ditujukan ke ekspor minyak Iran, sektor pelayaran dan bank --semuanya bagian inti dari ekonomi Iran.
"Dengan persatuan dan bantuan rakyat, kita harus membuat pemerintah Amerika mengerti bahwa mereka tak bisa berbicara dengan bangsa besar Iran dengan bahasa tekanan dan sanksi. Mereka harus dihukum," kata Rouhani.
"Apa yang dilakukan Amerika hari ini ialah menggunakan tekanan semata-mata terhadap rakyat. Hari ini, kita bukan hanya satu-satunya yang marah terhadap kebijakan AS, bahkan pemerintah dan perusahaan Eropa marah terhadap mereka," ia menambahkan.
"Saya telah memberitahu para pemimpin bahwa kita dengan bangga akan menerobos sanksi AS sekali ini," kata Rouhani. "Berdasarkan Resolusi 2231 Dewan Keamanan PBB, semua negara di dunia berkewajiban untuk mengambil sikap yang menentang AS."
Para pejabat AS mengatakan mereka berusaha "mengubah" prilaku Iran dengan sanksi, dan telah menyiarkan arus 12 tuntutan yang mereka ingin lihat Iran setuju sebagai imbalan bagi pencabutan kembali hukuman ekonomi itu.
AS berharap bisa mengurangi ekspor minyak Iran sampai lebih dari satu juta barel bahkan sebelum sanksi ekonomi pada Senin. AS telah lama memperingatkan Iran mengenai sanksi tersebut.
Semua penandatangan lain --China, Uni Eropa, Prancis, Jerman, Iran, Rusia dan Inggris-- tetap berpegang pada kesepakatan nuklir itu kendati AS keluar.
Kesepakatan itu memberi Iran kelonggaran yang bernilai miliaran dolar AS dari sanksi internasional sebagai imbalan bagi pengekangan luas dan pemeriksaan atas program nuklirnya.
Berita Lainnya
Presiden Masoud Pezeshkian tegaskan Iran tak lakukan pengayaan uranium
17 September 2024 12:33 WIB
Hasil investigasi: Helikopter presiden Iran Ebrahim Raisi jatuh karena faktor cuaca
02 September 2024 11:58 WIB
Presiden Iran: Teheran akan minta Israel untuk membayar pembunuhan Haniyeh
31 July 2024 16:17 WIB
Presiden Iran terpilih Masoud Pezeshkian bersumpah jaga persahabatan dengan lawan
06 July 2024 16:06 WIB
Kedubes Iran di Jakarta gelar pemungutan suara untuk pilih presiden baru
28 June 2024 16:08 WIB
Enam kandidat disetujui untuk mencalonkan diri sebagai presiden Iran
10 June 2024 16:44 WIB
Wapres Ma'ruf Amin sebut dunia kehilangan tokoh perdamaian atas wafatnya Presiden Iran
22 May 2024 16:21 WIB
Hikmahanto: Iran akan tetap dukung Hamas pasca-wafatnya Presiden Ebrahim Raisi
21 May 2024 15:46 WIB