Pekanbaru (Antarariau.com) - Indonesia akan berupaya meningkatkan ekspor minyak kelapa sawit ke Rusia yang tujuannya masih untuk industri dan belum maksimal untuk produk yang langsung ke konsumen negara beruang tersebut.
"Ekspor minyak Sawit sudah lumayan besar, tapi lebih ke sektor industri, yang langsung ke konsumen belum. Rusia negara terluas nomor satu dan penduduk 140 juta, potensi yang ada belum dimanfaatkan secara maksimal," kata Minister Counsellor Kedutaan Besar Republik Indonesia Moskow, Adiguna Wijaya di Pekanbaru, Senin.
Hal itu dikatakannya usai mendampingi Asosiasi Minyak Nabati dan sejumlah wartawan dari Rusia di Pekanbaru, Sabtu-Minggu (27-28/10).
Dikatakannya bahwa minyak sawit merupakan produk ekspor terbesar kedua ke Rusia dengan nilai 551,479 juta dolar Amerika Serikat.
Pada kunjungan rombongan wartawan Rusia itu ada Polina Kondrashina dari Information Servie of the Interfax News Agency. Lalu Alexandr Gavrilenko, National Agrarian Agency ROSNG dan Artem Falchev sebagai Special Correspondent, Milknews. Sementara dari Asosiasi Minyak Nabati Rusia sekretarisnya yakni Yulia Dementyeva.
Di Pekanbaru mereka bedialog dengan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), Asosiasi Petani Kelapa Sawit Perkebunan Inti Rakyat (Aspekpir), dan Sawit Masa Depanku (Samade) di Provinsi Riau.
Sekretaris Asosiasi Minyak Nabati Rusia, Yulia Dementyeva mengatakan negaranya mengimpor minyak kelapa sawit lebih dari 80 persen dari Indonesia. Akan tetapi minyak itu belum untuk konsumsi, namun masih untuk keperluan industri bahan campuran makanan olahan.
"Indonesia adalah penyedia terbesar. Minyak sawit di sini untuk bahan baku utama industri olahan makanan. Sebagian besar masyarakat belum tahu minyak sawit itu bisa langsung dikonsumsi," ungkapnya.
Saat ini minyak nabati yang diproduksi di Rusia adalah minyak bunga matahari. Selain itu ada juga dari minyak kedelai dan rapeseed serta beberapa dari tumbuhan lain yang hanya tumbuh di Rusia.
Untuk konsumsi dalam negeri hampir semuanya minyak goreng dari bunga matahari.
Sementara itu minyak kedelai dan rapeseed, namun lebih pada orientasi ekapor. Bahkan untuk minyak kedelai sudah menjadi program pemerintah untuk meningkatkan ekspor mengingat potensinya di masa depan.
Akan tetapi, usai mengunjungi Pekanbaru dan melihat proses hulu dan hilir kelapa sawit, pihaknya akan menyampaikan ke Rusia bahwa ini juga bisa dikonsumsi.
Ia mengatakan akan berkunjung ke pusat-pusat penelitian untuk lebih mengetahui banyaknya manfaat dari kelapa sawit.