Jakarta, (Antarariau.com) - Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu AS John F. Kerry di Washington D.C.pada Senin (21/9), dan mereka membahas upaya meningkatkan kemitraan Indonesia-Amerika Serikat yang lebih strategis.
"Peningkatan kemitraan Indonesia dan AS yang lebih strategis akan mencerminkan prioritas dan agenda Kabinet Kerja Pemerintahan Joko Widodo," kata Menlu Retno dalam keterangan persnya yang diterima di Jakarta, Selasa.
Hasil pembahasan kedua menlu mengenai upaya peningkatan kemitraan strategis Indonesia-AS kedepan akan dilaporkan kepada masing-masing kepala negara.
Jokowi ke AS
Kedua menlu juga mengumumkan secara resmi rencana kunjungan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat pada 26 Oktober 2015.
"Saya ingin pastikan dengan Menlu Kerry bahwa kunjungan Presiden Jokowi ke AS bertujuan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat," kata Menlu Retno usai bertemu dengan Menlu Kerry.
Dalam kunjungan Presiden RI yang akan datang, Presiden Obama direncanakan akan menyambut Presiden Jokowi di "Oval Office". Sebagai tamu khusus Pemerintah AS, "Blair House" disiapkan sebagai tempat istirahat Presiden Jokowi selama kunjungan di Washington DC.
"Pertemuan di "Oval Office" dan tinggalnya Presiden Jokowi di "Blair House" memberikan simbol kedekatan hubungan kedua negara," ujar Menlu Retno.
Pertemuan di "Oval Office" antara pemimpin kedua negara terakhir kali dilakukan 10 tahun yang lalu, yaitu pada 2005.
Menurut Menlu Retno, kunjungan Jokowi dilakukan seiring lima tahun kemitraan Komprehensif Indonesia dan AS yang diluncurkan pada 2010.
"Saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke Amerika Serikat, kedua kepala negara (Jokowi dan Obama) direncanakan akan meluncurkan hubungan Indonesia dan AS yang lebih strategis," tutur Retno.
Dalam pertemuan bilateral, selain membahas persiapan dan hasil- hasil kunjungan Presiden Jokowi, kedua menlu juga membahas upaya peningkatan kerja sama ekonomi RI-AS dan juga isu-isu bilateral lain yang menjadi kepentingan kedua negara.
"Selain kerja sama di bidang ekonomi, hubungan antara Indonesia-AS juga difokuskan pada kerja sama di bidang maritim, pertahanan dan keamanan serta demokrasi dan pluralisme," kata Retno.
Dalam pertemuan bilateral, kedua menlu juga membahas kerja sama untuk mempromosikan toleransi dan moderasi dalam menyikapi berbagai tantangan fenomena radikalisme global.
Secara khusus,Retno mengangkat pentingnya memanfaatkan Masjid Indonesia di Washington DC sebagai pusat penyebaran pluralisme.
Menanggapi hal itu, Menlu Kerry mengatakan bahwa Indonesia merupakan sumber kekuatan untuk toleransi dan pluralisme.
Menlu Kerry pun menyampaikan bahwa sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki peran penting dalam mengatasi berbagai ancaman radikalisme dan ektrimisme di dunia.
Selain pertemuan bilateral, Retno juga telah menyampaikan sambutan pada forum USINDO (US-Indonesia Society). Dalam sambutannya, Menlu RI menyampaikan program prioritas Pemerintahan Jokowi yang dapat dikerjasamakan dengan Amerika Serikat.
"Ke depan, kerja sama Indonesia dan Amerika Serikat difokuskan pada program prioritas Kabinet Kerja Jokowi," ujar Menlu Retno.