Pelepasan 23 Siswa Mengenal Nusantara Asal Maluku Kembali Kedaerahnya Diwarnai Isak Tangis

id pelepasan 23, siswa mengenal, nusantara asal, maluku kembali, kedaerahnya diwarnai, isak tangis

Pelepasan 23 Siswa Mengenal Nusantara Asal Maluku Kembali Kedaerahnya Diwarnai Isak Tangis

Pekanbaru,(Antarariau.com) - Pelepasan 23 siswa asal Maluku dalam program Siswa Mengenal Nusantara (SMN) di Pekanbaru, Jumat ) diwarnai isak tangis para siswa dan mereka memeluk para ibu asuh yang menjaga mereka selama seminggu itu.

"Saya sedih berpisah dengan ibu Nur, beliau ibu yang baik, perhatian pada kami layaknya seperti anak sendiri," kata Wahyu salah seorang siswa Maluku, disela acara penutupan SMN asal Maluku di Provinsi Riau pada 2018, di aula Pustaka Wilayah Riau, di Pekanbaru, Jumat.

Menurut Wahyu, dirinya tidak kuasa menahan tangis karena ibu Nur baik, yang setiap hari membangunkan mereka pagi-pagi agar tidak terlambat, menjaga dan membantu kami untuk bersiap-siap melakukan kegiatan SMN.

Dia menyatakan, kendati hanya selama seminggu bersama keluarga ibu Nur, namun rasanya sudah begitu lama tinggal bersama keluarga orang ua asuh, banyak kenangan manis yang sulit untuk dilupakan.

"Kami tidak akan berjumpa lagi dengan ibu asuh, kami berbaur dengan cepat dan telah banyak pendidikan yang ibu asuh berikan," kata Wahyu masih dengan isak tangisnya.

Perasaan haru, sedih juga diungkapkan oleh Dea, Gabriela dan anak-anak SMN lainnya, sehingga acara pelepasan SMN itu menjadi acara yang paling berkesan antara siswa, dan enam orang tua asuh mereka yang tinggal dalam satu kompleks perumahan Borneo Indah 2, Kota Pekanbaru itu.

Ke-enam ibu asuh itu adalah Sri Vivi Yanti Br Marpaung (40), Ningsih (55), Evi (37), Nurmawati (45), ermayani (35) dan Tati Aryanti menilai siswa asal Maluku merupakan anak-anak pilihan yang santun dan pernurut.

"Mereka anak-anak baik sehingga selalu memberikan kesan yang terbaik bagi kami para ibu asuh. Sulit berpisah dengan mereka, karena sudah seperti anak sendiri,"kenang para ibu asuh itu.

Andre guru pembimbing program SMN dari SMA Negeri I Ambon, yang mengajar bidang studi Matematika itu mengatakan, para orang tua asuh sangat luar biasa menangani anak-anak kendati berbeda suku dan agama.

"Keberadaan enam ibu asuh yang telah menjaga 23 siswa dari Maluku, sangat luar biasa, mereka menganggap anak sendiri, dan siswa pun mandiri dan cepat beradaptasi dengan lingkungan keluarga ibu asuh mereka,"katanya.

Menurut Andre, ke-23 siswa Maluku dilepas bersama masing-masing empat anak tanpa campur tangan pengasuhan para guru pendamping, bertujuan untuk lebih mengajari anak mandiri dan berdikari. Ternyata, ke-23 siswa bisa membawakan diri mereka cepat akrab dan mudah bergaul bersama anggota keluarga dan tetangga sekitar rumah ibu asuh itu,"katanya.

Sementara itu kesannya selama berada di Pekanbaru, Andre mengangumi keberadaan Riau daratan yang sangat luas mempunyai potensi berkembang yang lebih besar lagi serta memiliki aset budaya yang luar biasa besarnya sehingga pemerintah Provinsi Riau perlu lebih memberikan perhatian agar berbagai potensi daerah ini cepat berkembang khususnya terhadap rumah tenun.

"Rumah kerajinan tenun di Pekanbaru, perlu perhatian lebih pemerintah daerah ini untuk memberikan biaya perawatan bagi rumah tenun karena ke depan usaha rakyat itu bisa menjadi aset untuk peningkatan devisa bagi daerah ini,"katanya.

Ke-23 Siswa asal Maluku itu berada di Pekanbaru pada 16-24 Agutus 2018, dan seluruh siswa telah mengikuti kegiatan pendidikan dan kebudayaan yang telah disusun oleh BUMN lain yaitu PT Jasa Raharja (Persero).

Selama berada di Pekanbaru, mereka belajar mengenai perekonomian, sistem pendidikan, kebudayaan dan bela negara bersama anggota Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, pariwisata, mengunjungi sekolah terbaik di Pekanbaru yang disiapkan oleh PGN.

Mereka juga belajar tentang jurnalistik dengan LKBN Antara, bedah buku SMN tahun 2017 dan pelatihan penulisan artikel populer, peningkatan wawasan tentang hutan dan margasatwa dari BKSDA, belajar menari dan lagu Melayu.

Selain itu, mengikuti kegiatan qurban serta mengunjungi Museum daerah Riau Sang Nila Utama dan berkunjung Istana Siak, menyaksikan kegiatan Qurban di Kota Pekanbaru.

Pada 24 Agustus 2018, kegiatan SMN sudah berakhir dan mereka diserahkan ke PT Jasa Raharja sebagai panitia program BUMN hadir untuk negeri(BHUN), yang harus kembali ke Maluku.