Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pelatih Kepala PSPS Riau, Hendri Susilo mengungkapkan bahwa dirinya dan para pemain belum digaji oleh manajemen sehingga mempengaruhi secara psikologis terlihat sejak putaran kedua lanjutan Liga 2 Wilayah Barat.
"Masalah kita masalah manajemen, kalau ditanya loyalitas pelatih dan pemain sudah tanpa batas. Terbang ke sana ke sini bertaruh nyawa untuk PSPS, kami tak mengeluh tak dibayar," kata Hendri usai timnya diimbangi Persis Solo 1-1 di Stadion Kaharuddin Nasution, Pekanbaru, Jumat.
Dia mengatakan saat ini tim yang ada adalah kekuatan dua dibanding saat putaran pertama lalu. Ada delapan pemain PSPS Riau sudah tak lagi di tim berjuluk Asykar Bertuah ini yang diantaranya adalah para pemain pilar.
Hasil imbang ini, lanjutnya sudah bagus dibanding pada pertandingan pertama putaran kedua lalu dicukur Persiraja Aceh 0-5. Meski begitu, kata dia, para pemain yang masih bertahan terlihat psikologinya terganggu.
Dia mencontohkan kapten tim Firman Septian yang pada pertandingan lawan Persis Solo lepas kontrol melakukan pukulan. Padahal, kata Hendri, yang bersangkutan selama ini dikenal baik dan tidak emosian.
"Titik klimaksnya jadi seperti di dalam pertandingan ini, lihat si Firman. Saya tahu anaknya baik, tapi bisa kehilangan kontrol seperti itu. Pasti efek psikologis karena dia kapten dan penanggungjawab tim, saya juga terkejut, anak baik bisa juga seperti itu," ungkapnya.
Jadi, lanjut dia, masalahpelatih dan pemain bukanlah teknis tapi psikologis. Menurutnya ini berat bahkan baginya yang pernah ditanya apakah ada uang dulu ketika ingin berangkat bermain.
"Tapi Alhamdulillah anak-anak baik, apa yang saya instruksikan dilakukan, tak tahu apa itu setengah hati dilakukan," tambahnya.
Diapun mengungkapkan sebenarnya sudah ada juga klub yang ingin meminangnya, termasuk juga pemain. Namun masih berat meninggalkan PSPS karena sayang tidak ada tim dari Riau berlaga di Liga 2.
Akhirnya dia hanya bisa berharap pada putaran kedua ini manajemen ada perubahan. Dia tidak menafikan juga manajemen sedang berusaha dan meminta dalam tiga pekan ini ada kejelasan.
Sementara itu, Humas dan Media Officer PSPS Riau, Muhammad Teza Taufik menyatakan saat ini sedang mengusahakan gaji pemain yang tertubggak selama tiga bulan. Manajemen memilih fokus dulu untuk menutupi biaya operasional seperti biaya hudup di mess dan pertandingan tandang.
"Kalau gaji tak bisa selengkap ini, karena satu bulan saja besarnya bisa Ro300 juta, manajemrn kesulitan. Kalau untuk tandang masih masih bisa dicarikan. Jadi manajemen saat ini tak bisa memenuhi hak, kalau menjalankan klub masih bisa," sebutnya.
Meski begitu, manajemen tetap mengusahakan pemenuhan gaji itu dengan mencari solusi ke pihak ketiga. Dia menggarisbawahi bahwa untuk gaji memang belum, tapi bonus tiap pertandingan tetap diberikan pada pemain.***4***
Berita Lainnya
Gibran Rakabuming Raka sambangi warga Solo jelang satu bulan pelantikan
10 September 2024 13:36 WIB
Kereta cepat Whoosh layani 4,2 juta penumpang dalam 10 bulan
03 September 2024 15:33 WIB
Pengedar ekstasi di Pekanbaru dibekuk usai 6 bulan buron, berawal netizen DM Dirnarkoba
15 August 2024 14:11 WIB
Kades Salo apresiasi semangat KWT Perempuan Kreatif Terang Bulan Salo
29 July 2024 18:44 WIB
Rusia dan China dikabarkan akan bangun stasiun penelitian Bulan bersama
26 July 2024 10:18 WIB
Tim sepa bola PON Riau pusatkan pelatihan 1,5 bulan di Jakarta
18 July 2024 8:13 WIB
Usia 30 bulan, produktivitas sawit muda PTPN IV Regional III di atas standar nasional
11 July 2024 12:35 WIB
Jadwal pertandingan uji coba timnas putri Indonesia di bulan Juli
08 July 2024 10:50 WIB