Tembilahan, (Antarariau.com) - Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah, mengimbau warga Jalan Gerilya, Parit 6 Tembilahan Hulu mengungsi untuk sementara waktu, menyusul terjadinya rentetan bencana tanah longsor.
Setidaknya, terjadi dua kali bencana tanah longsor di Jalan Gerilya, Parit 6, Tembilahan Hulu dalam waktu yang tidak berjauhan, yakni pada Minggu, 3 Juni 2018 dan Minggu 17 Juni 2018. dua kali bencana longsor yang terjadi secara beruntun telah meluluhlantakkan sedikitnya lima rumah warga.
Keresahan tidak hanya muncul dibenak warga sekitar kawasan tersebut. Melainkan juga di kalangan Pemerintah Kabupaten Inhil. Untuk itu, melalui BPBD, Pemerintah Kabupaten Inhil melayangkan imbauan agar warga sekitar dapat mengungsi menjelang kondisi di kawasan tersebut dinyatakan aman.
"Pihak RT dan RW di sekitar Parit 6, tepatnya di kawasan terjadinya longsor telah kita imbau untuk sementara waktu mengungsi ke tempat yang lebih aman. Ini untuk memastikan keamanan warga itu sendiri karena kita belum tahu kapan akan terjadinya longsor susulan," tukas Kepala BPBD Inhil, Yuspik, Rabu.
Antisipasi terjadinya longsor dalam jangka panjang, menurut Yuspik juga telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Inhil. Melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Pemerintah Kabupaten Inhil telah mengajukan pembangunan turap kepada Pemerintah Kabupaten Inhil yang bertujuan untuk menahan abrasi air sungai di sekitar kawasan Parit 6, Tembilahan Hulu.
"Sedangkan, untuk sementara, kami telah membuat tanggul darurat dari karung berisikan pasir sebanyak 1500 karung untuk menahan abrasi di sekitar lokasi longsor," ungkap Yuspik.
Yuspik mengatakan, kekhawatiran muncul, manakala bencana longsor kali ini juga mengancam keberadaan jalan lintas disana. Jalan yang berstatus sebagai jalan Nasional tersebut merupakan satu-satunya akses menuju Kota Tembilahan dan beberapa daerah lainnya.
"Seandainya terjadi longsor susulan dan tanggul darurat tidak mampu menahannya. Maka besar kemungkinan ruas jalan lintas juga akan hanyut ke sungai dan akses menuju Tembilahan akan terputus. dua kali longsor yang terjadi ini saja, sudah membuat sedikit retak pinggiran ruas jalan," jelasnya.
Yuspik menuturkan, sebenarnya bencana tanah longsor di kawasan Parit 6 memang kerap kali terjadi sejak beberapa tahun silam. Hal ini mengindikasikan bahwa kawasan tersebut merupakan kawasan rawan bencana longsor sehingga warga setempat wajib untuk senantiasa waspada.
"Memang sudah sering terjadi, bahkan sejak beberapa tahun lalu. Langkah demi langkah perbaikan dan antisipasi juga telah dilakukan. Kendati tetap terjadi, namun, frekuensi terjadinya bencana tanah longsor diasumsikan telah berkurang," tuturnya. (ADV)
Berita Lainnya
Apical perbaiki turap parit di Dumai untuk mencegah banjir
23 November 2024 10:16 WIB
Pemkab Inhil larang kendaraan 8 ton melintas pascalongsor di Tembilahan
11 July 2024 14:39 WIB
PJ Bupati Inhil lepas ekspor 200 ton kelapa
22 February 2024 20:53 WIB
Rutin kebanjiran, masyarakat Meranti risaukan galian parit di Jalan Poros Sei Niur belum tuntas
22 January 2024 19:48 WIB
Parit di depan RSUD Indrasari dipenuhi limbah air kotor
17 October 2023 12:31 WIB
Bocah kelas 1 SD di Meranti tewas tenggelam di parit
07 September 2023 22:05 WIB
Komisi IV DPRD Riau tinjau pembangunan Jalan Parit Indah Pekanbaru
19 July 2023 19:56 WIB
Seekor tapir lemas saat terperosok di parit di Inhu
18 June 2023 9:32 WIB