Pekanbaru, (Antarariau.com) - Lembaga riset dan konsultan politik Polmark Indonesia menyatakan hasil hitung cepat menempatkan pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau Syamsuar-Edy Nasution berhasil mengalahkan calon petahana di Kota Pekanbaru yang menjadi lumbung suara terbesar.
"Padahal, kalau logikanya, wali kota dan gubernur seharusnya bisa meraih banyak suara di Pekanbaru. Namun, ternyata sebaliknya pasangan nomor 1 menang jauh," kata Direktur Operasional Polmark Indonesia Maikal Febrian, di Kota Pekanbaru, Rabu.
Secara keseluruhan di Riau, pasangan nomor urut 1 tersebut meraih suara 23.321 atau 38,17 persen. Sementara itu, pasangan nomor urut 2 Lukman Edy-Hardianto mendapat 10.543 suara (17,25 persen), nomor urut 3 Firdaus-Rusli Effendi mendapat 12.359 suara (20,23 persen). Firdaus merupakan Wali Kota Pekanbaru.
Sementara itu paslon petahana gubernur Arsyadjuliandi Rachman-Suyatno mendapat 14.882 suara (24,35 persen).
Ia menjelaskan perolehan suara di Kota Pekanbaru menunjukkan Syamsuar-Edy mendapat suara 46,33 persen, kemudian nomor urut 2 mendapat 9,32 persen, Firdaus hanya 23,42 persen, dan petahana Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mendapat 20,93 persen.
Menurut dia, kemenangan Paslon Syasmuar-Edy karena pemilih sudah sejak lama kurang puas dengan kinerja pemerintahan Firdaus sebagai Wali Kota Pekanbaru dan Arsyadjuliandi sebagai Gubernur Riau.
Salah satu contoh nyata ketidakpuasan itu di antaranya adalah pada masalah banjir dan sampah di Kota Pekanbaru.
"Sebelumnya, Firdaus sangat kuat di Pekanbaru dan Kampar, dan ini harus dipecah suaranya. Dan ada celah berupa ketidakpuasan dari kinerja pemerintahannya. Karena itu, selama bulan Ramadhan, Syamsuar dan Edy lebih banyak berkampanye di Pekanbaru," kata Maikal sambil mengatakan Polmark merupakan konsutan dari pasangan nomor urut 1 itu.
Meski begitu, Firdaus tetap menang di Kampar yang merupakan daerah kelahirannya dengan perolehan suara 49,49 persen.
Sementara itu, Syamsuar mendapat 20,69 persen suara. Meski begitu, perolehan suara Syamsuar juga banyak didapatkan dari Bengkalis dan Siak.
Khusus di Siak, di mana Syamsuar menjabat sebagai bupati, perolehan suara pasangan itu mencapai 71,23 persen. Sementara itu, Firdaus hanya 6,67 persen dan Arsyadjuliandi Rachman 14,73 persen.
Ia mengatakan hitung cepat Polmark menggunakan metodologi systemic random sampling sebanyak 350 sampel tempat pemungutan suara (TPS). Sementara itu, tingkat kesalahan (margin of error) mencapai plus minus 1 satu persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
***2***
Berita Lainnya
Hasil hitung awal tunjukkan Ferdinand Marcos Jr.menangkan pilpres Filipina
10 May 2022 16:56 WIB
Hasil hitung cepat Pilkada Kepulauan Meranti, Adil-Asmar menang telak di 9 kecamatan
09 December 2020 21:15 WIB
Polda Riau imbau kepada masyarakat tenang tunggu hasil hitung KPU
18 April 2019 11:39 WIB
Sementara Hasil Hitung Cepat Versi Diskominfo Inhil, Wardan-Syamsuddin Uti Menang
27 June 2018 22:00 WIB
Ini Hasil Hitung Cepat Pilkada Sumut, Siapa yang Unggul?
27 June 2018 15:40 WIB
Uang Suap Bupati Jombang Hasil Pungli Kadinkes dari Puskesmas dan Rumah Sakit, Begini Hitung-Hitungannya
04 February 2018 18:35 WIB
Perbedaan Hasil Hitung Cepat Cederai Kaidah Survei
11 July 2014 10:30 WIB
Herman Tegaskan Belum Bisa Terima Hasil Hitung Cepat
29 November 2013 12:26 WIB