Pekanbaru, (Antarariau.com) - Pengamat Ekonomi Universitas Riau Dahlan Tampubolon menilai pergantian Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Elia Massa Manik dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa sarat muatan politis mengingat capaian target pembangunan kilang belum ada kemajuan.
"Alasan utama mempercepat integrasi usaha gas dan percepatan pembangunan kilang," kata Dahlan menganalisa di Pekanbaru, Senin.
Diakui Dahlan memang Pertamina perlu mengejar target yang sudah dipasang pemerintah sebelum penerapan program Euro 4 di Indonesia September 2018.
Dia mengatakan dengan penyebaran dan SDM baru yang kini dinahkodai Nicke, diperkokoh oleh lima direktur lainnya yakni Direktur Mega Proyek, Direktur Pengolahan, Direktur Aset, dan satu lagi Direktur Pemasaran Korporat maka empat kilang yang diandalkan bisa menopang percepatan progres Euro 4 bisa dikejar disisa waktu.
"Diharapkan dengan Direktur baru maka secara perlahan kilang yang ada bertransformasi produksinya, sehingga kilang yang baru untuk mendukung produksi kilang lama," tutur Dahlan.
Menurut dia Kilang Cilacap, Balongan, Dumai dan Balikpapan harus segera direvitalisasi. Selain itu Kilang baru juga harus ada kemajuannya, seperti yang di Tuban dengan Rosneft, dan yang di Bontang dengan konsorsium dari Oman.
Apalagii Pertamina sudah diberi insentif fiskal oleh pemerintah untuk kemudahan proyek tersebut sehingga ini menjadi desakan dari semua pihak agar segera menyelesaikan pembangunan kilang-kilang tersebut," tambahnya.
Diakuinya kinerja Dirut lama Elia Massa Manik juga dinilai banyak pihak sepertinya tidak seirama dengan Menteri BUMN.
"Terbukti dalam penyusunan nomenklatur direksi juga tidak diberi ruang," pungkasnya .
Sebelumnya diberitakan Elia Massa Manik dicopot dari Direktur Utama PT Pertamina akhir pekan kemaren.
"Ada lima yang diberhentikan Direktur Mega Proyek, Direktur Pengolahan, Direktur Aset, dan satu lagi Direktur Pemasaran Korporat," kata Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN, Fajar Harry Sampurno di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Jumat (20/4/2018).
Selanjutnya, Nicke dipilih menjadi Plt Direktur Utama Pertamina.
"Untuk sementara Plt Dirut sekaligus Direktur SDM adalah ibu Nicke," ujar Harry.
Elia sebelumnya dipilih menjadi Direktur Utama Pertamina pada Maret 2017.
Perlu diketahui rekam jejak Plt Nicke selain Direktur SDM, beliau juga Direktur Logistik Supply Chain dan Infrastruktur.
Nicke dinilai memahami distribusi premium dan BBM secara umum dan kebutuhan infrastruktur Pertamina di dalam memacu produksi dan kilang baru.
Sebagai Ketua Tim Implementasi Holding Migas, mendukung pengembangan energi baru dan terbarukan yang menjadi konsen Pertamina dalam proses pembangunan berkelanjutan.
Pencopotan lima direksi Pertamina merupakan tindak lanjut dari Surat Keputusan (SK) Menteri BUMN Nomor 039/MBU/02/2018 tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan dan Pengalihan Tugas Anggota-anggota Direksi PT Pertamina (Persero), Dewan Komisaris dan Direksi telah melakukan kajian implementasi yang komprehensif dan telah disampaikan kepada Menteri BUMN.
Sebelum pencopotan itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignatius Jonan telah menegur Pertamina terkait kelangkaan pasokan Premium.
Presiden Joko Widodo kemudian mengeluarkan perintah agar pasokan premium dapat dijaga di seluruh Indonesia, termasuk wilayah Jawa, Madura dan Bali (Jamali). Berdasarkan aturan terdahulu, Pertamina tak wajib untuk menyalurkan premium di daerah Jamali.