Taman Bermain Anak Masih Kurang, Legislator Riau Minta Bantuan Perusahaan

id taman bermain, anak masih, kurang legislator, riau minta, bantuan perusahaan

Taman Bermain Anak Masih Kurang, Legislator Riau Minta Bantuan Perusahaan

Pekanbaru (Antarariau.com) - Anggota Komisi V DPRD Provinsi Riau Ade Hartati Rahmat meminta perusahaan mengalokasikan dana pengembangan masyarakat (corporate social responsibility/CSR) untuk ikut membangun taman atau ruang terbuka hijau, karena keberadaan prasarana berinteraksi anak-anak di daerah itu masih kurang.

"Minimnya sarana bermain bagi anak telah mengakibatkan anak mencari sarana bermain lainnya di antaranya ke warnet untuk

bermain 'game online', yang cenderung bisa merusak anak karena kecanduan hingga bolos belajar," kata Ade di Pekanbaru, Jumat.

Menurut Ade, di Riau tercatat sebanyak seratusan perusahaan beroperasi mulai dari perkebunan sawit, industri kertas, migas, dan perbankan, termasuk sejumlah BUMN seperti PT Angkasa Pura yang memiliki program CSR dan lainnya.

Selama ini, katanya, PT Angkasa Pura misalnya telah mengalokasikan dana CSR-nya untuk membangun infrastruktur Posyandu dan memberikan bantuan ambulans, namun belum ruang terbuka hijau (RTH) atau taman cerdas bagi anak yang aman dan asri.

"Pemerintah provinsi, kabupaten dan kota serta pihak swasta bisa menggagas rencana pembangunan RTH tersebut agar bisa segera diwujudkan hingga ke pedesaan. Pemda kini bisa memulai mencarikan lahan untuk pembangunan RTH itu," katanya.

Ia menyebutkan idealnya tiap desa atau kelurahan dibangun satu unit RTH yang didesain sekaligus sebagai taman bermain anak, taman cerdas. dan sanggar belajar.

Saat ini, di Riau tercatat sebanyak 1.800 lebih desa atau kelurahan. Artinya, dibutuhkan sebanyak seribuan RTH dengan tentunya bisa dibangun secara bertahap dari bantuan CSR.

Ia mengatakan bahwa keberadaan RTH sekaligus sebagai taman bermain anak dibutuhkan untuk mengasah anak bisa lebih kreatif dan membangun kecerdasan sosial, berinteraksi sosial, sehingga mereka tidak memiliki sifat individualistis.

Keberadaan taman bermain tersebut mendorong anak untuk terampil bermain dan memiliki kemampuan untuk membangun kepedulian sosial, dan di sana mereka bisa belajar sambil bermain dengan hal-hal yang tidak membahayakan.

"Legislator Riau bersama Forum Jurnalis Perempuan (FJP) Provinsi Riau akan menjadwalkan rencana audiensi ke PT Chevron, Indah Kiat dan Toyota serta lainnya, agar perusahaan bisa menyediakan anggaran CSR-nya melalui program bina lingkungan," katanya.

Jika rencana ini dikerjakan bersama-sama, katanya, maka diyakini dalam beberapa tahun ke depan anak Riau sudah memiliki taman bermain, taman cerdas yang nyaman, asri dengan ketersediaan alat permainan yang tidak berisiko atau membahayakan.