Kawasan Industri Tanjung Buton Siak Masuk Program Kemudahan Layanan Investasi langsung Konstruksi di Indonesia

id kawasan industri, tanjung buton, siak masuk, program kemudahan, layanan investasi, langsung konstruksi, di indonesia

Kawasan Industri Tanjung Buton Siak Masuk Program Kemudahan Layanan Investasi langsung Konstruksi di Indonesia

Siak, (Antarariau.com) - Kawasan Industri Tanjung Buton (KITB) Kabupaten Siak, Provinsi Riau resmi masuk dalam program Kemudahan Layanan Investasi langsung Konstruksi (KLIK) dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Republik Indonesia.

Pelaksana Tugas Bupati Siak Alfedri menyebutkan, masuknya KITB dalam kawasan industri (KI) yang memperoleh kemudahan berinvestasi dalam program KLIK tahap III akan membuat pembangunan di kawasan pesisir kabupaten Siak itu bisa semakin dikebut.

"Dimasukkannya Kawasan Industri Tanjung Buton dalam program KLIK oleh BKPM, diharapkan akan mendorong percepatan investasi di KITB itu sendiri," katanya di Siak, Jumat.

Dia menyebutkan, diputuskan masuknya KITB dalam program KLIK oleh BKPM diumumkan saat rapat koordinasi finalisisasi implementasi KLIK dalam rangka percepatan pelaksanaan berusaha di Kawasan Industri tahun 2018 di Jakarta, Selasa lalu (6/3).

"Program KLIK ini sangat membantu investor dari segi efisiensi waktu karena tidak harus menunggu selesainya seluruh proses perizinan, baru melakukan pembangunan," sebut Alfedri.

Menurut Alfedri, dengan masuknya KITB dalam program KLIK, para investor dapat langsung melakukan pembangunan fasilitas industri setelah mendapat izin prinsip. Dimana izin-izin lainnya bisa diurus paralel dengan pekerjaan fasilitas industri itu sendiri.

Program KLIK adalah bentuk kemudahan berinvestasi di dalam kawasan industri, antara lain melalui pemberian insentif fiskal dan nonfiskal serta pembentukan satgas untuk penyediaan gas, listrik, air, SDM, lahan, tata ruang, dan lain-lain.

Pembangunan kawasan industri juga merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengurangi ketimpangan ekonomi dalam negeri seperti perbedaan pembangunan yang berada di pulau Jawa dengan daerah pelosok luar Jawa, serta Indonesia sentris.

Program KLIK sudah diluncurkan sejak 2016 dan tahun ini memasuki tahap ke III. Dua tahun ini implementasi KLIK sudah berjumlah 32 kawasan yang tersebar di 10 provinsi dan 16 Kabupaten/kota.

Tahap ke III ini BKPM meluluskan 20 kawasan yang masuk program KLIK, salah satunya KI Tanjung Buton Siak, Riau. Dengan begitu totalnya menjadi 52 kawasan. Pengumuman dan peluncuran KLIK tahap III akan diumumkan di Yogyakarta pada 12-13 Maret 2018.

Bahkan Kementerian Perindustrian bmenargetkan pada 2018 ini nilai investasi yang bisa ditarik dari 13 kawasan industri akan mencapai Rp250,7 triliun.

Ke-13 kawasan industri (KI) tersebut, yaitu KI Morowali, Sulawesi Tengah, KI atau Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei, Sumatera Utara, KI Bantaeng, Sulawesi Selatan, KI JIIPE Gresik, Jawa Timur, KI Kendal, Jawa Tengah, dan KI Wilmar Serang, Banten.

Selanjutnya, KI Dumai, Riau, KI Konawe, Sulawesi Tenggara, KI/KEK Palu, Sulawesi Tengah, KI/KEK Bitung, Sulawesi Utara, KI Ketapang, Kalimantan Barat, KI/KEK Lhokseumawe, Aceh, dan KI Tanjung Buton, Riau.

Direktur PT KITB, Suharto menyebutkan, implementasi KLIK dapat memberikan fasilitas kemudahan pada investor untuk langsung membangun proyek mereka setelah memperoleh Izin Investasi/Izin Prinsip Penanaman Modal, baik dari PTSP Pusat di BKPM maupun di PTSP Daerah.

Perusahaan dapat mengurus Izin Mendirikan Bangunan (IMB), Izin Lingkungan (UKL/UPL dan AMDAL), serta izin pelaksanaan lainnya bahwa secara paralel. Izin pelaksanaan tersebut wajib diselesaikan sebelum perusahaan melakukan produksi secara komersial.

Pelabuhan Tanjung Buton akan menjadi pusat ekonomi untuk kawasan Kabupaten Siak, Pelalawan, Bengkalis, Kepulauan Meranti dan Kota Pekanbaru.

Kata Suharto, total luasan lahan sebesar 600 hektar (Ha), 300 Ha akan diperuntukkan untuk pelabuhan, dan sisanya untuk kawasan industri.

Dia menargetkan, dalam kurun waktu tiga tahun ke depan, pembangunan KITB sudah selesai dan bisa mulai dioperasikan (running). Untuk investor sendiri, beberapa perusahaan Jepang dan dalam negeri mulai melirik KITB, namun selama ini masih terhalang percepatan pembangunannya oleh perizinan.

Kawasan ini juga akan menjadi industri hilir kelapa sawit. Dimana Pabrik Kelapa Sawit di Siak ada sebanyak 16 unit dan dengan luas lahan 237 ribu hektare. Potensial juga untuk keseluruhan Riau yang memiliki 146 PKS dengan menghasilkan 7 juta ton lebih dalam setahun.

Bahkan dua tahun terakhir kata Suharto, pelabuhan Tanjung Buton sudah digunakan untuk aktivitas ekspor cangkang sawit ke luar negeri.

***1***