Pekanbaru (Antarariau.com) - Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengutuk pembakaran Istana Siak Sri Indrapura di Kabupaten Siak yang telah merusak diorama dan tirai peninggalan bersejarah itu.
"Sungguh pembakaran tersebut merupakan tindak kejahatan yang keterlaluan. Istana Siak merupakan aset cagar budaya kita yang berharga. Aset ini bukan saja warisan untuk orang Siak, tapi juga warga seluruh Riau. Bahkan milik rakyat Indonesia juga," katanya dalam pernyataan pers yang diterima di Pekanbaru, Senin.
Baca juga:Kebakaran Di Istana Siak Hebohkan Masyarakat Sekitar
Pria yang akrab disapa Andi Rachman ini meminta kepolisian untuk menangkap pelaku dan mengungkap kasus ini hingga tuntas.
Gubernur menambahkan pengungkapan kasus ini sangat penting agar ada efek jera terhadap para pelaku pembakaran.
Pengungkapan kasus itu juga penting untuk bisa menjaga warisan luhur budaya melayu di Indonesia.
"Warisan ini penuh nilai nilai luhur untuk pembelajaran generasi penerus bangsa. Agar mereka tahu sumbangsih yang sangat luar biasa Kerajaan Siak terhadap Indonesia," katanya.
Baca juga:Istana Siak Dibakar, Bupati: Saya Sangat Mengutuk Tindakan Biadab Ini
Sultan Syarif Kasim II sebagai raja terakhir di Siak telah menyumbangkan 13 juta gulden sebagai bentuk komitmen Kerajaan Siak bergabung dengan Pemerintah Indonesia. Jumlah yang sangat besar untuk modal perjuangan Indonesia merdeka dari Belanda.
"Banyak lagi pelajaran dan nilai nilai yang bisa kita petik dari peninggalan sejarah dan perjalanan kerajaan Siak. Untuk itu harus dijaga," pungkasnya.
Upaya pembakaran Istana Siak diketahui pada Senin siang sekitar pukul 14.45 WIB. Penjaga cepat mengetahui kebakaran itu sehingga tak sampai menimbulkan kerusakan berat.
Baca juga:Patung Diorama Di istana Siak Terbakar, Diduga Ada Kesengajaan
Namun, api sempat membakar tirai dan sebuah patung di diorama yang ada di dalam istana.
Hingga kini, polisi masih menyelidiki kasus tersebut dan belum mengungkap siapa pelaku dan motifnya. Akibat insiden itu, Istana Siak yang menjadi objek wisata itu terpaksa ditutup untuk umum untuk sementara waktu.
Istana Siak Sri Indrapura atau disebut juga "Istana Matahari Timur", merupakan kediaman resmi Sultan Siak yang mulai dibangun pada tahun 1889, yaitu pada masa pemerintahan Sultan Syarif Hasyim.
Istana ini merupakan peninggalan Kesultanan Siak Sri Inderapura yang selesai dibangun pada tahun 1893.
Kompleks istana ini memiliki luas sekitar 32.000 meter persegi yang terdiri dari empat istana yaitu Istana Siak, Istana Lima, Istana Padjang, dan Istana Baroe. Istana Siak sendiri memiliki luas 1.000 meter persegi.
Istana Siak memiliki arsitektur bercorak Melayu, Arab, dan Eropa. Bangunannya terdiri dari dua lantai. Lantai bawah dibagi menjadi enam ruangan sidang, ruang tunggu para tamu, ruang tamu kehormatan, ruang tamu laki-laki, ruang tamu untuk perempuan, satu ruangan di samping kanan adalah ruang sidang kerajaan, juga digunakan untuk ruang pesta.
Lantai atas terbagi menjadi sembilan ruangan, berfungsi untuk istirahat Sultan serta para tamu istana. Di puncak bangunan terdapat enam patung burung elang sebagai lambang keberanian Istana.
Sementara pada halaman istana masih dapat dilihat delapan meriam menyebar ke berbagai sisi-sisi halaman istana, kemudian di sebelah kiri belakang istana terdapat bangunan kecil yang dahulunya digunakan sebagai penjara sementara.
Berita Lainnya
Polisi Tetap Lengkapi Berkas Pembakaran Istana Siak Meski Tersangkanya Gangguan Jiwa, Ini Alasannya
26 February 2018 22:40 WIB
Pasca Insiden Pembakaran Istana Siak, Bupati Gelar Rapat Tertutup
09 January 2018 23:30 WIB
Ini Hasil Penyelidikan Sementara Polisi Terhadap Pembakaran Istana Siak
08 January 2018 20:25 WIB
Izin Tak Lengkap Menara Telekomunikasi Disegel Aparat
03 April 2017 15:30 WIB
Jokowi Jenguk Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Hasyim Muzadi
15 March 2017 11:05 WIB
Pemko Batu Alokasikan Rp4,3 Miliar Untuk Bantu Ibu Hamil
07 February 2017 10:50 WIB
Liburan Imlek, Pantai Selatbaru di Bibir Selat Malaka Dipadati Pengunjung
29 January 2017 21:40 WIB