Purwokerto, (Antarariau.com) - Pembangunan infrastruktur menjadi salah satu program prioritas nasional pemerintahan Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.
Hingga saat ini, pembangunan infrastruktur terus dilakukan di seluruh wilayah di Indonesia.
Mulai dari bendungan, irigasi, jalan dan jembatan, tol, air bersih, sanitasi, perumahan, hingga permukiman. Secara bertahap, pembangunan terus dilakukan, bahkan hingga ke pelosok. Begitu pula di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Pemerintah kabupaten setempat terus menggenjot pembangunan infrastruktur, terutama membangun dan memperbaiki jalan-jalan yang rusak.
Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono mengatakan bahwa pembangunan infrastruktur merupakan fondasi suatu daerah agar tidak tertinggal dengan wilayah lainnya.
Pembangunan infrastruktur juga menjadi dasar bagi pembangunan di sektor lainnya. Misalnya, sektor kesehatan, pendidikan, dan sektor ekonomi. Keseluruhan sektor tersebut membutuhkan akses transportasi yang memadai.
Dengan demikian, percepatan pembangunan infrastruktur akan dapat mendukung suksesnya pembangunan di sektor-sektor lainnya.
Melalui pembangunan infrastruktur, konektivitas antarwilayah akan terealisasi yang pada akhirnya akan bermuara pada kesejahteraan masyarakat setempat.
Menurut dia, masyarakat terus menunggu aksi nyata dari pemerintah. Salah satunya upaya untuk menghadirkan infrastruktur jalan yang memadai sebagai dasar untuk memperlancar berbagai aktivitas, termasuk aktivitas ekonomi.
Atas dasar itulah, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara menjadikan program pembangunan infrastruktur jalan sebagai program utama.
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara akan memprioritaskan pembangunan 25 ruas jalan di wilayah tersebut dengan total panjang 130 kilometer.
Pembangunan 25 ruas jalan tersebut, di antaranya adalah jalan dari Desa Gripit, Kecamatan Banjarmangu menuju Kalibening.
Selain itu, ruas jalan dari Karangkobar menuju Batur; Singomerto, Pagentan, sampai Pejawaran; Banjarmangu, Wanadadi, hingga Rakit.
Ruas jalan lainnya adalah Jalan Banjarnegara menuju Kebutuh Jurang. Pagedongan, Pesangkalan, hingga Sadang, serta ruas jalan dari Mantrianom, Kecamatan Bawang menuju Kebondalem.
Bupati menargetkan dalam 3 tahun ke depan, jalan-jalan di Banjarnegara akan berkondisi mulus dan lancar.
Menurut Bupati, sepanjang tahun 2017, pemerintah kabupaten telah melakukan berbagai pembangunan infrastruktur jalan di sejumlah wilayah di Banjarnegara.
Pada tahun 2018, pembangunan infrastruktur juga akan terus dilakukan.
Bupati menegaskan bahwa pada tahun 2018 kegiatan infrastruktur akan fokus pada peningkatan jalan yang menghubungkan jalan antarwilayah di Banjarnegara.
Peran Infrastruktur
Ketua Program Studi S-3 Ilmu Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Abdul Azis Ahmad menyatakan hampir semua ekonom sepakat bahwa infrastruktur yang baik mampu meningkatkan potensi perekonomian suatu negara.
Infrastruktur yang baik, misalnya mampu meningkatkan mobilitas tenaga kerja dan mengurangi biaya kebutuhan bahan bakar setiap sektor ekonomi, khususnya industri.
Ia mengatakan bahwa infrastruktur dapat mencakup infrastruktur sosial, seperti sekolah dan rumah sakit, serta infrastruktur ekonomi seperti sistem jaringan yang mencakup energi, air, transportasi, dan komunikasi digital.
Semuanya, menurut dia, adalah bagian penting dalam keberhasilan ekonomi modern.
Secara konseptual, infrastruktur dapat memengaruhi kinerja perekonomian dalam dua cara utama, yakni secara langsung dan tidak langsung.
Secara langsung, berarti mempertimbangkan kontribusi sektoral terhadap pembentukan pendapatan nasional, dan sebagai masukan tambahan dalam produksi sektor lainnya.
Secara tidak langsung, berarti meningkatkan produktivitas faktor produksi dengan mengurangi biaya transaksi dan biaya lainnya sehingga memungkinkan penggunaan input produksi menjadi lebih efisien.
Karena itulah, menurut dia, infrastruktur dapat dianggap sebagai faktor pendorong pertumbuhan ekonomi.
Namun, pertanyaannya seberapa besar kontribusi infrastruktur terhadap kinerja perekonomian?
Menurut dia, jawabannya adalah sangat penting untuk banyak keputusan pengambilan kebijakan publik.
Kendati demikian, perlu diperhatikan secara saksama agar tidak ada persoalan yang muncul. Misalnya, persoalan bisa saja muncul ketika investasi dalam infrastruktur menjadi berlebihan yang secara salah diklaim mampu meningkatkan pembangunan ekonomi secara proporsional.
Ketika perekonomian sedang mengalami resesi atau perlambatan dan mungkin juga disertai tingkat pengangguran yang tinggi, pengeluaran pemerintah untuk membiayai atau membangun infrastruktur dapat membantu mengurangi tingkat pengangguran secara langsung, dan memiliki dampak yang kuat terhadap perekonomian secara lebih umum.
Selain itu, belanja infrastruktur mampu meningkatkan potensi produktif dalam ekonomi melalui perbaikan pada sisi penawaran.
Berbagai riset, kata dia, juga menunjukkan adanya efek positif yang signifikan dari kecukupan infrastruktur terhadap kinerja perekonomian, produktivitas, termasuk pula tingkat pertumbuhan jangka panjang.
Investasi optimal dalam infrastruktur, juga akan mampu mendorong dan melengkapi investasi lain.
Kendati demikian, investasi infrastruktur yang berlebihan, menurut dia, malah akan memberikan kontribusi negatif atau tidak memiliki nilai tambah berarti.
Tidak optimalnya dalam belanja infrastruktur tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti biaya ekonomi tinggi yang muncul ketika proyek berjalan dan tidak diprediksikan sebelumnya, tidak sinkronnya infrastruktur dengan kebutuhan lokal maupun tujuan jangka panjang, bisa juga karena faktor politis maupun faktor nonekonomi lainnya, katanya.
Infrastruktur seperti apa yang dibutuhkan? Menurut dia, semuanya perlu, baik yang bersifat sosial maupun ekonomi.
Kendati demikian, perlu digarisbawahi bahwa kebutuhan infrastruktur akan tergantung pada perencanaan jangka panjang dan kebijakan pembangunan, tidak terlepas pula dari kebutuhan daerah.
Tujuan infrastruktur adalah untuk meningkatkan efisiensi layanan, mendukung penerapan teknologi inovatif, dan mendukung pertumbuhan maka pengembangan interkoneksi di berbagai sektor infrastruktur, layak untuk dikembangkan.
Pembangunan kereta api, pembangunan jalan, atau tol yang menghubungkan antara kota dengan bandara atau pelabuhan, misalnya, bertujuan mengurangi waktu dan biaya perjalanan, serta meningkatkan daya tarik bandara bagi perusahaan penerbangan dan perkapalan, termasuk para penumpang.
"Jika kebutuhannya adalah mendorong aksesibilitas ekonomi digital, infrastruktur dalam 'broadband' serta teknologi informasi dan komunikasi akan memainkan peran penting," katanya.
Dengan menyesuaikan kebutuhan daerah dan masyarakat, pembangunan infrastruktur akan berjalan secara efisien.