Pekanbaru, (Antarariau.com) - Seorang bidan didaerah pelosok Provinsi Riau bernama Senita Riskiwahyuni, merintis program pelayanan terpadu berupa Posyandu Remaja, yang fokus untuk menihilkan pernikahan dini dan memberi kegiatan positif bagi generasi muda di Desa Giri Sako Kecamatan Logas Tanah Darat, Kabupaten Kuantan Singingi.
"Awalnya saya prihatin melihat masih adanya pernikahan dini ditempat kami, jadi mulailah dirintis Posyandu Remaja sejak awal 2017," kata Bidan Senita, Pembina Posyandu Remaja Desa Giri Sako kepada Antara di Pekanbaru, Jumat.
Desa Giri Sako berjarak sekitar 135 kilometer dari Kota Pekanbaru, dan 60 kilometer dari Kota Taluk Kuantan Ibu Kota Kabupaten Kuantan Singingi. Daerah tersebut merupakan kawasan perkebunan kelapa sawit dengan akses jalan yang sebagian besar berupa jalan pengerasan dan tanah.
Menurut dia, masih ada sebagian warga disekitar tempat tinggalnya menikah pada usia 15-16 tahun yang biasanya disebabkan seks bebas dan hamil di luar nikah. Pernikahan dini biasanya tidak langgeng karena kondisi remaja yang emosinya belum dewasa, sehingga berujung pada perceraian.
Dalam analisa Bidan Senita, pernikahan dini itu berawal dari kurang pemahaman masyarakat setempat terutama generasi mudanya. Karena itu, Posyandu Remaja didesain untuk memberikan informasi, saling asuh dan kontrol sesama remaja, serta menciptakan banyak kegiatan-kegiatan positif untuk remaja.
Merintis Posyandu Remaja juga tidak mudah, namun ia menjalaninya secara perlahan-lahan. Balai Desa Giri Sako yang kerap ramai remaja yang menumpang akses internet gratis, akhirnya menjadi "pintu masuk" untuk membentuk Posyandu Remaja.
Dari awalnya hanya 20 orang yang tertarik ikut Posyandu Remaja, lanjutnya, kini peserta aktif dalam kegiatan itu mencapai sekitar 45 orang. Jumlah itu setengah dari jumlah remaja yang ada di Desa Giri Sako.
"Kalau sampai ada pernikahan dini lagi pada 2018, berarti saya gagal. Itu tantangan buat saya," kata perempuan yang meraih Juara 1 Bidan Teladan se-Provinsi Riau pada 2017 ini.
Berbagai kegiatan positif muncul dari Posyandu Remaja seperti membuat kerajinan setiap hari Jumat malam dan berkebun di belakang balai desa pada hari Minggu. Semua hasil karya mereka kemudian dijual dan bisa bermanfaat untuk anggota.
Setiap anggota secara bergiliran membuat persentasi tentang bahaya pernikahan dini, risiko pernihakan dini terhadap persalinan ibu dan bayi, kampanye bebas rokok hingga melawan narkoba. Selain itu, dua kali dalam sebulan mereka juga melakukan kerja bakti membersihkan fasilitas umum seperti perkantoran desa, balai desa hingga membersihkan masjid.
"Kegiatan yang banyak buat remaja akan menjadi contoh untuk yang lain bahwa Posyandu Remaja ini bukan kegiatan main-main," kata Bidan Senita yang sudah lebih dari satu dasawarsa mengabdi di Desa Giri Sako.
Ia bersyukur perangkat desa di Giri Sako mendukung kegiatan positif ini dengan mengalokasikan Rp3 juta untuk kegiatan Posyandu Remaja.
"Awalnya banyak remaja yang malu-malu untuk ikut, tapi mulai banyak yang berpartisipasi. Semoga dengan banyaknya kegiatan, remaja kita bisa terjauh dari seks bebas, pernikahan dini dan juga narkoba," kata Bidan Senita yang mengaku melakukan kegiatan itu secara swadaya tanpa digaji.
Berita Lainnya
Kisah Inspiratif Bidan Senita Majukan Kesehatan Di Pelosok
08 January 2018 22:30 WIB
Senita, Pengabdian Bidan Pelosok Yang Membawanya Ke Jepang
29 December 2017 18:45 WIB
Dua lelaki remaja tenggelam di Pelabuhan Bengkalis
12 November 2024 8:36 WIB
TNI AU beri pendampingan psikologi untuk cegah aksi bunuh diri di kalangan remaja
28 October 2024 15:18 WIB
Pola hidup sehat dapat cegah PCOS terutama bagi remaja yang berisiko
10 October 2024 16:17 WIB
Kabupaten Layak Anak Siak tercoreng, 6 remaja gilir 1 siswi 3 hari berturut-turut
03 October 2024 17:04 WIB
Terapi pil KB dinilai tidak akan menurunkan kesuburan anak remaja
28 September 2024 12:48 WIB
Pelaku tawuran coba kabur lompat sungai justru tewas
22 September 2024 19:08 WIB