Pangkalan Kerinci (Antarariau.com) - Menjadi karyawan di pabrik bubur kertas dan kertas adalah kebahagiaan tersendiri bagi Itsna Lathifa (35). Namun, sang Ibu kurang setuju dengan keputusan yang ia ambil pada tahun 2005 silam, saat ia diterima bekerja sebagai Graduate Trainee di PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). Sebab, saat itu ia bekerja shift di Departemen Technical yang juga membuatnya harus masuk tengah malam, masuk pukul 23.00 WIB hingga 07.00 WIB. Bekerja di departement tersebut memang sesuai dengan pendidikan Itsna saat kuliah jurusan Kimia di Universitas Gadjah Mada (UGM) .
Saat bekerja shift, setiap pukul 23.00 WIB, Itsna menelpon Ibunya supaya tidak mengkhawatirkan keadaannya saat masuk pada dini hari. Sebab, ibunya cemas dikarenakan yang bekerja shift malam kebanyakan laki-laki.
Ibu saya cemas karena saya perempuan bekerja di tengah malam. Padahal, di RAPP aman sekali. Ada security yang terus berjaga dan kami pun bekerja secara profesional, InsyaAllah tidak ada kejadian yang buruk. Ada kendaraan yang mengantar jemput dan pulang, di tempat kerja pun langsung bekerja. Tidak banyak karyawan perempuan yang bekerja shift, tapi saya lakukan itu, karena itu tantangan bagi saya, ujar Ibu dua anak ini.
Lima bulan bekerja shift, Itsna dipindahkan ke jam kerja normal, masuk pukul 07.00 WIB, pulang pukul 16.00 WIB. Saat itu, perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawannya untuk meneruskan pendidikan ke jenjang magister. Itsna pun mengikuti seleksi penerimaan beasiswa tersebut atas arahan atasannya. Seleksi demi seleksi pun ia jalani tanpa hambatan.
Namun, lagi-lagi ibunya cemas, karena anak perempuannya harus sekolah di negeri asing yang tidak ada sanak saudara di sana. Namun, ia kembali meyakinkan ibunya jika ini adalah kesempatan baginya untuk berkembang, walaupun ia seorang perempuan.
Saat wawancara, saya ditanya apa tujuan untuk melanjutkan pendidikan, saya hanya menjawab senang diberikan tantangan supaya ada sesuatu yang tercapai dalam hidup. Tidak melulu hal-hal itu saja. Dan Alhamdulillah, saya lulus dan langsung kuliah ke Thailand, tutur Itsna yang saat ini menjabat sebagai Acting Process and Pulp Product QA Area Head di Departemen Technical.
Tiga tahun menimba ilmu di Asian Institut of Technology, Thailand, ia kembali dengan membawa gelar masternya dan mengaplikasikan ilmu yang ia dapatkan ke RAPP agar ilmu yang ia dapatkan tidak sia-sia dan berguna untuk menghasilkan produk yang bagus.
RAPP memberikan kesempatan untuk siapa saja yang ingin berkembang, baik laki-laki maupun perempuan. Saya pun tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang tak datang dua kali dan memberikan yang terbaik, apa yang kita inginkan akan tercapai, tutup itsna. (RLS)
Berita Lainnya
Zayn Malik berbagi cerita tentang Khai, anak perempuannya
18 April 2024 11:49 WIB
Maudy Ayunda berbagi cerita setelah ditunjuk jadi jubir Presidensi G20 Indonesia
07 April 2022 14:32 WIB
Dwayne Johnson berbagi cerita masa muda yang penuh warna di "Young Rock"
27 January 2021 11:58 WIB
Pasien ini berbagi cerita kesembuhannya dari corona
05 April 2020 7:18 WIB
1 Jam di Kampus PCR, Kaesang Pangarep Berbagi Cerita Wirausaha
11 May 2018 17:45 WIB
Miss International 2017 Berbagi Cerita Soal Kebanggaannya Memakai Produk Indonesia
12 December 2017 9:00 WIB
Danyonif 132 BS Salo Berbagi Cerita Soal Rainas
30 July 2017 22:30 WIB
Eunhyuk Suju Berbagi Cerita Soal Wamilnya
13 July 2017 9:00 WIB