Selat Panjang, Riau, 3/5 (ANTARA) - Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau, hingga akhir 2009 memiliki 532 unit usaha mikro kecil (UMK) sebagai penopang hidup masyarakat.
"Kelebihan masyarakat di kepualauan yang berbatasan dengan Selat Malaka ini adalah mereka tidak bergantung sepenuhnya dari APBD karena telah memiliki usaha di sektor industri dan perdagangan," ujar Pj Bupati Kepulauan Meranti, H Syamsuar, kepada ANTARA di Selat Panjang, Kamis.
Survei potensi industri dan perdagangan pada sektor industri mikro kecil terakhir kali dilakukan pada kabupaten yang memiliki empat pulau besar itu yakni Pulau Padang, Pulau Merbau, Pulau Rangsang, dan Pulau Tebing Tinggi menyebutkan industri rumah tangga hampir merata terdapat disetiap kecamatan.
Sebagian besar industri rumah tangga itu terdapat di Kecamatan Tebing Tinggi dengan jumlah 234 unit usaha, kemudian disusul Kecamtan Rangsang Barat 114 unit usaha, Kecamatan Rangsang 109 unit usaha, Kecamatan Merbau 38 unit usaha dan Kecamatan Tebing Tinggi Barat 37 unit usaha.
Bupati menjelaskan, sebagian industri tumah tangga di Kabupaten Kepulauan Meranti sebagian besar mengelola sumber daya alam yang dimiliki daerah tersebut dengan modal awal mulai dari Rp75.000 hingga Rp500 juta lebih.
Usaha yang digeluti itu antara lain anyaman tikar pandan, atap rumbia, pembuatan tempe, makanan ringan, arang, perabotan rumah tangga, batu bata, batako, pembuatan perahu/sampan, kopra, tepung sagu, mie sagu, sagu rendang, dan kopi.
Sebagian produk dari industri rumah tangga itu juga dipasarkan ke luar daerah, seperti Batam, Cirebon bahkan sampai ke negeri jiran Malaysia dalam bentuk industri hulu.
Dengan kondisi itu, roda perekonomian Kepulauan Meranti yang baru dimekarkan menjadi kabupaten dengan memisahkan diri pada pertengahan 2009 dari daerah induk Kabupaten Bengkalis bisa terus bergerak meski belum memiliki APBD.
"Tahun lalu kita tidak memiliki APBD, tapi roda ekonomi masyarakat tetap berjalan. Tahun 2010 Kepulauan Meranti memiliki APBD sebesar Rp369 miliar dan pada tahun yang sama juga digelar pemilihan kepala daerah untuk pertama kali," ujarnya.
Kepulauan Meranti memiliki potensi ekonomi di beberapa sektor, seperti perkebunan sagu rakyat yang mampu memproduksi 196.101 ton per tahun, kelapa 50,594,4 ton, karet 17.470 ton, pinang 1.720,4 ton, dan kopi 1.685,25 ton per tahun.
Sementara disektor kelautan dan perikanan dengan hasil tangkapan 2.206,8 ton. Selain itu masih ada potensi di bidang kehutanan, industri pariwisata, serta potensi tambang dan energi.
Hingga kini baru PT Kondur Petroleum yang melakukan kegiatan eksploitasi minyak dan gas bumi di Kepulauan Meranti. Perusahaan itu mengekspoitasi ladang-ladang minyak dan gas sejak 25-30 tahun lalu.
Berita Lainnya
Kapolres periksa TPS yang rawan di Kepulauan Meranti
12 November 2024 14:00 WIB
Polres Kepulauan Meranti patroli skala besar jelang pelantikan presiden
19 October 2024 14:10 WIB
Apresiasi pos bhabinkamtibmas di Desa Bokor, Kapolda Riau minta pelayanannya ditingkatkan
12 October 2024 20:20 WIB
Kapolres Kepulauan Meranti dan Forkopimda tingkatkan sinergitas dan netralitas
11 October 2024 12:33 WIB
Penerimaan logistik Pilkada 2024 di Kepulauan Meranti dikawal ketat polisi
02 October 2024 14:09 WIB
BRGM ajak anak muda GLI kenal lebih dekat gambut dan mangrove di Kepulauan Meranti
29 September 2024 12:52 WIB
Polres Kepulauan Meranti tingkatkan patroli skala besar jelang pilkada
15 September 2024 8:32 WIB
Kapal pengangkut sayur tujuan Batam terbakar di Kepulauan Meranti
03 September 2024 14:31 WIB