Sebuah tradisi seni dari Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau ternyata mampu memikat tamu dan undangan yang menghadiri sebuah acara pernikahan di Batu 8 Ijuk Kuala Selangor, Malaysia.
"Kami grup Kompang Desa Simpang Ayam, Bengkalis diundang oleh warga Malaysia H Muhamad Arif Bin Damanhuri atas pernikahan anaknya," kata Anuar seorang pemain Kompang melalui selulernya, Minggu.
Dia mengatakan, belasan orang dalam grop Kompang itu memainkan kompang mulai dari Jumat malam sampai Sabtu dinihari dilanjutkan lagi seharian penuh selama Sabtu.
"Pada Sabtu tersebut kami bermain Kompang seharian penuh, menghiburkan para undangan sambil menyantap hidangan, walaupun bagi sebagian undangan seni itu terasa asing tapi sangat indah didengar," kata Anuar.
Menurut dia, seni budaya Melayu yang identik dengan seni religius bernuasa Islami ini adalah salah satu seni budaya Melayu yang telah ada sejak lama di Bengkalis, dan Kompang merupakan seni budaya yang tidak bisa dipisahkan dengan adat pernikahan di daerah itu.
Hampir seluruh pelosok desa di Kabupaten Bengkalis memiliki grup atau kelompok Kompang. Sehingga, bisa dikatakan Kompang sudah bersehati dengan Melayu dan mendarah daging di masyarakat Bengkalis.
"Kami berharap seni Kompang ini bisa eksis dan hidup terus di Bengkalis, dan tidak luntur seiring dengan perkembangan zaman globalisasi sekarang ini," katanya.
Sementara itu, warga Malaysia H Arief mengatakan bahwa para tamu undangan banyak yang kagum dengan persembahan Kompang asal Bengkalis tersebut.
"Beberapa undangan kami bertanya-tanya berasal dari mana pemain Kompang ini. Yang saya jawab dari Indonesia, dari Desa Simpang Ayam Bengkalis. Undangan kami memuji tabuhan Kompangnya karena sangat syahdu dan enak didengar telinga," ujar H Arief melalui selulernya.