ekanbaru, 16/12 (ANTARA) - Gerombolan gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) masuk ke sejumlah perkampungan di Provinsi Riau akibat banjir menggenangi habitat mereka. "Sejak banjir terjadi, banyak gajah masuk ke perkampungan dan merusak kebun sawit dan padi," kata Kepala Bidang Teknis Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau Syahimin, di Pekanbaru, Rabu. Berdasarkan laporan yang diterima BBKSDA Riau, ujarnya, kawanan gajah itu sudah membuat resah warga di tiga wilayah di Riau. Daerah itu antara lain di Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar. Selain itu, dua daerah lainnya di Kecamatan Sungai Mandau di Kabupaten Siak dan Kecamatan Pinggir, Kabupaten Bengkalis. Menurut Syahimin, serangan gajah ke permukiman disebabkan banjir yang melanda daerah tersebut karena gajah tidak menyukai daerah jelajah yang tergenang air. "Sudah menjadi insting satwa tersebut mencari tempat yang lebih kering," katanya. Menurut dia, gerombolan gajah yang menyerang perkampungan di Sungai Mandau dan Pinggir merupakan kelompok besar gajah dari Balai Raja dengan populasi sekitar 40 ekor. Menurut informasi dari warga setempat, kata dia, sedikitnya terlihat 25 ekor gajah yang masuk kampung tersebut. Akibatnya, binatang yang dilindungi itu telah merusak sekitar empat hektare tanaman padi yang siap dipanen. Ia juga mengatakan, warga mengidentifikasi seekor gajah yang salah satu kakinya dirantai. Menurut Syahimin, gajah tersebut merupakan satwa yang pernah ditangkap BKSDA namun kabur. "Tahun 2006 lalu, kami pernah menangkap 10 ekor gajah di kawasan Balai Raja dan Balai Makam, Kabupaten Bengkalis. Namun satu di antaranya lepas dengan kaki yang masih berantai dan satu lagi mati," katanya. Diperkirakan belasan gajah di Sungai Mandau sudah merusak perkebunan kelapa sawit milik warga. BBKSDA kini menurunkan petugas untuk memantau dan akan melakukan pengusiran. "Kami juga sudah melakukan pengusiran gajah yang masuk perkampungan di wilayah Tapung, Kampar," kata dia. Humas WWF Riau Syamsidar, secara terpisah mengatakan, habitat gajah sumatra terus menyempit dalam kurun enam tahun terakhir karena alih fungsi hutan. Berdasarkan penelitian tim ahli pada tahun 2003, ujarnya, terdapat 15 kantong gajah yang merupakan habitat satwa berbelalai itu di Riau. Namun, kini jumlah kantong gajah berkurang tinggal sembilan akibat pengembangan perkebunan dan permukiman. "Populasi juga berkurang dari 350 ekor pada tahun 2003 menjadi sekitar 250 ekor sekarang," katanya.