Siak, (ANTARA) - Kampung (Desa) Dayun, Kecamatan Dayun, Kabupaten Siak, Provinsi Riau, masuk 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia dan saat ini sedang bersiap menyambut kedatangan tim penilai dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno.
"Informasinya Pak Sandiaga Uno datang bulan Agustus atau September sekaligus melihat iven wisata Pacu Jalur atau Kenduri Riau tergantung tanggal berapa datang mau datang," kata Penghulu (Kepala Desa) Kampung Dayun, Nasya Nugrik di Siak, Rabu.
Dia mengatakan bahwa daerahnya ini sekarang memiliki objek wisata Embung Terpadu Dayun. Pembangunan Objek Wisata ini dimulai sejak adanya Kawasan Hijau dan Olahraga Kampung Dayun pada akhir 2019.
Sementara itu di belakangnya dibuat embung sebagai cadangan air untuk kemarau tahun 2018. Ini dibuat karena Dayun sering terjadi kebakaran hutan dan lahan dan sampai saat ini masih terdaftar sebagai sumber air badan penanggulangan bencana daerah.
Lalu pada 2019 karhutla sudah berkurang dan terlintas ide untuk memanfaatkan embung tersebut. Daripada jadi semak belukar dibuat berbagai wahana wisata seperti bebek air, sepeda air, flying fox di atas embung, dan lainnya.
"Saya pikir ini harus jadi tempat wisata, dibuat-biat saja dulu. Saya tanya ke kawan mahasiswa pecinta alam lalu kami cari instruktur dari Bandung maka dibuatlah ini itu," sebutnya.
Saat ini Embung Terpadu Dayun sudah ada berbagai wahana permainan seperti shaking bridge, monkeybridge, jembatan, dan kreasi lain yang kekinian. Hal tersebut selain berkat dukungan kelompok sadr wisata juga dari perusahaan terdekat yakni Badan Operasi Bersama PT Bumi Siak Pusako-Pertamina Hulu.
Dari pembuatan Kawasan Hijau dan Olahraga Kampung Dayun perusahaan minyak dan gas tersebut sudah membantu. Selanjutnya untuk Embung Terpadu Dayun BOB membantu toilet, pendopo atau gazebo yang disewakan Ro250 ribu satu hari, dan jembatan-jembatan dari besi yang instagramableserta pembangunan dua homestay.
Nasya mengatakan seiring pengembangan wisata pogaknya mengikuti lomba desa wisata tingkat Provinsi Riau dan juara pertama tahun 2021. Pada tahun itu juga ikut ADWI dan berhasil masuk 300 besar dan 2022 ini kembali ikut dan sudah masuk 50 besar.
"Tahun 2021 kita belum punya posko Pokdarwis, belum terintegrasi Badan Usaha Milik Desa, bahkan toilet belum ada. Dari tujuh kategori dulu mungkin hanya dua atau tiga terpenuhi. Sekarang semua sudah ada, tapi yang kami unggulkan kelembagaan," ujarnya.
Menurutnya banyak objek wisata di Indonesia dikelola pengelola wisata tapi tak bisa kerjasama dengan desa. Tapi di Dayun kata dia kelembagaan itu berjalan mulai dari penghulu, Pokdarwis, BUMDes dan perusahaan saling mendukung.