Siswa Dua SD Di Pekanbaru Gagal Belajar Akibat Sekolah Disegel

id siswa dua, sd di, pekanbaru gagal, belajar akibat, sekolah disegel

Siswa Dua SD Di Pekanbaru Gagal Belajar Akibat Sekolah Disegel

Pekanbaru (Antarariau.com) - Sejumlah warga menyegel dua sekolah dasar negeri di Kota Pekanbaru pada hari pertama masuk sekolah di tahun ajaran 2017/2018, Senin.

Penutupan pintu gerbang SDN 78 dan SDN 90 secara spontan itu dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan warga sekitar sekolah yang anak-anak mereka tidak diterima disekolah tersebut. Warga memasang rantai dan digembok dipintu gerbang sekolah, yang berlokasi di Jalan Dahlia Keluarahan Tangkerang Timur, Kecamatan Tenayan Raya itu. Karena kedua sekolah itu menyatu pada satu gedung, maka penyegelan pintu gerbang membuat aktivitas belajar-mengajar tidak bisa dilaksanakan.

Selain menyegel pintu gerbang sekolah, warga juga menempelkan selebaran bertuliskan kekecewaan. Salah satu selebaran bertuliskan: "Anak kami butuh sekolah, baru masuk SD saja susah apalagi ke atasnya. Tapi katanya wajib belajar!!".

Tidak jelas siapa warga yang melakukan penyegelan, namun sejumlah ibu yang kecewa dengan kebijakan sekolah terlihat berada dilokasi.

"Warga memohon agar anak-anak setempat yang sudah cukup umur diterima sekolah, tapi kenyataannya yang tak cukup umur malah terima padahal anak dari luar," keluh seorang warga, Lina.

Ia mengatakan banyak warga yang tinggal disekitar sekolah tersebut tidak bisa menyekolahkan anak mereka ke SDN 78 dan SDN 90. Padahal, mayoritas warga tersebut berasal dari keluarga kurang mampu dan sangat berharap anak mereka mendapat kemudahan.

Menurut Lina, warga sudah menyuarakan aspirasi mereka ke Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru pada Sabtu lalu (8/7). Sebabnya, sudah ada Surat Keputusan Wali Kota Pekanbaru tentang Penerimaan Siswa Baru, bahwa anak-anak kurang mampu dan anak-anak yang tinggal disekitar sekolah negeri mendapat prioritas untuk diterima di institusi pendikan.

"Dari dinas pendidikan juga sudah kasih solusi, tapi dari sekolah kami hanya dikasih harapan. Sekolah kasih kami PHP, pemberi harapan palsu, tentu saja kami sangat kecewa," katanya.

Ia mengatakan baru kali ini warga sekitar sekolah kesulitan menyekolahkan anak mereka disekolah tersebut.

"Tahun-tahun sebelumnya tidak pernah seperti ini. Warga disini bukan orang berada, jadi susah untuk menyekolahkan ke sekolah swasta," kata Lina sambil berharap sekolah tersebut membuka satu kelas lagi untuk menampung anak-anak setempat.

Sementara itu, Kepala Sekolah SDN 90 Indrawita mengatakan pihaknya sudah melakukan proses penerimaan siswa baru sesuai ketentuan yang berlaku. Ia menyatakan, sudah memberikan porsi hingga 50 persen untuk anak-anak disekitar sekolah itu.

"Kuotanya sudah diatur sesuai ketentuan, tapi anak-anak tempatan disini jumlahnya terlalu banyak," kata Indrawita.