Sepanjang Januari-Mei 2017 Realisasi PAD Pekanbaru Mencapai Rp160 Miliar

id sepanjang januari-mei, 2017 realisasi, pad pekanbaru, mencapai rp160 miliar

Sepanjang Januari-Mei 2017 Realisasi PAD Pekanbaru Mencapai Rp160 Miliar

Pekanbaru (Antarariau.com) - Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Pekanbaru menyatakan realisasi pendapatan asli daerah (PAD) Pekanbaru, Provinsi Riau mencapai Rp160 miliar sepanjang Januari-Mei 2017.

"Realisasi PAD terakhir mencapai Rp160 miliar, atau meningkat 25 persen dibanding tahun lalu year on year," kata Kepala Bapenda Kota Pekanbaru, Azarisman Rozie di Pekanbaru, Jumat.

Dengan angka sebesar itu, ia yakin target PAD Kota Pekanbaru sebesar Rp800 miliar tahun ini dapat direalisasikan. "Saya sangat optimis pajak akan mencapai target Rp800 miliar," ujarnya.

Sementara itu, ia menjelaskan angka PAD Rp160 miliar tersebut disumbang dari 11 item pajak daerah, seperti pajak hotel, restoran serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

"Untuk PBB (pajak bumi bangunan) biasanya triwulan tiga akan meningkat sehingga menopang target," ujarnya.

Lebih jauh, dia menjelaskan pihaknya bersama dengan Pemerintah Kota Pekanbaru akan bersinergi untuk menekan angka kebocoran pajak yang saat ini ia nilai masih cukup besar, yang mencapai 30 persen.

"Berbicara kebocoran, saya yakin masih ada bocor. Sekitar 30 persen masih bocor," urainya.

Dalam hal ini, ia mengatakan kebocoran PAD bukan disebabkan adanya penyimpanan yang dilakukan oleh jajarannya, melainkan belum maksimalnya pendataan dan pengawasan terhadap wajib pajak di Kota Bertuah itu.

Seperti tahun lalu, ia mengatakan seharusnya pajak dari hotel mencapai Rp60 miliar, namun retribusi yang diperoleh hanya berkisar Rp30 miliar. Ia mengatakan angka Rp60 miliar tersebut diperoleh berdasaran rumusan sederhana, yakni okupansi rata-rata kamar 60 persen dikali seluruh jumlah kamar yang tersedia.

"Dari hotel saja harusnya Rp60 miliar, namun tahun lalu hanya Rp30 miliar. Ini yang akan kita benahi selain mengawasi potensi kebocoran PAD dari sektor lainnya seperti iklan," urainya.