Pekanbaru, (antarariau.com) - Aksi demonstasi Ratusan Suku Sakai di Jalan Sudirman depan Kantor Gubernur Riau memperlihatkan berbagai hal menarik. Terutama dari Suku Sakai yang memiliki budaya otentik.
Di tengah cuaca yang terik dan penuh ketegangan antara pendemo dan pihak keamanan, terselip yang menyejukkan.
Seperti yang dilakukan dua orang polisi wanita (Polwan) Ipda Mimi Wira Swarta dan Bripka Dwi Marta. Saat matahari menyengat dia melihat seorang kakek yang duduk bersandar di tembok warna putih kantor Gubernur Jalan Sudirman.
Polwan mendekati pria setengah abad, yang ikut berunjuk rasa menuntut tanah ulayatnya yang diduduki PT Ivo Mas Tunggal.
Mimi dan Dwi tampak kasihan melihat sang kakek, telanjang dada itu. Dengan kerendahan hati mereka membelikannya air minum.
Kemudian Mimi dan Dwi memberikan sedikit perhatian dan pencerahan agar unjuk rasa berjalan dengan aman. Dan meminta Kakek Suku Sakai itu agar dapat mengontrol anak cucunya itu.
Mimi dan Dwi mengatakan disamping pengamanan mereka sengaja melihat situasi dan kondisi.
"Kami lihat ada banyak yang tua, kaum wanita, anak-anak dan juga bayi. Kasihan mereka jauh jalan kaki dari Kandis ke Pekanbaru," ujar Mimi.
Dia pun tak habis pikir melihat ratusan massa Suku Sakai yang berjalan kaki dengan jarak tempuh yang sangat jauh, sekitar 120 kilometer.
"Kasian sekali mereka jauh berjalan kaki," kata Mimi.
Sementara itu Dwi menambahkan, saat melihat pria yang dihampiri itu teringat tentang betapa pentingnya memberikan rasa peduli terhadap orang tua.
"Ini jadi motivasi bagi saya berbuat kebaikan sesama manusia. Kakek yang sudah tua itu sungguh memiliki semangat yang tinggi perlu dijadikan motivasi," ungkap Dwi.
Akan tetapi yang mengejutkan, ketika ditanya, ternyata pria tua ini bukan pria tua biasa. Dia bukanlah kakek yang cuma sebagai pelengkap dia acara demo itu. Karena dia adalah tokoh masyarakat Suku Sakai, Kandis, Kabupaten Siak. Usianya sudah 64 tahun bernama Pak Anas.
Tak hanya tokoh saja, pria yang diberikan air minum itu ternyata adalah seorang dokter nya warga Suku Sakai. Dimana beberapa penyakit bisa disembuhkan.
Jadi itulah, Anas dibawa ikut oleh warga Suku Sakai untuk berunjuk rasa apabila ada yang sakit.
"Pak Anas itu dukun Suku Sakai rupanya. Tadi kami sempat lebih jauh berbincang dengannya," kata Dwi.
Pengamanan dilakukan personel Polresta Pekanbaru ini sedikitnya 662 orang terdiri dari Polsek-polsek dan didukung personel Brimob Polda Riau.
Hingga pukul 18.33 WIB, unjuk rasa selesai. Ratusan massa dipulangkan dengan mobil Dalmas Polresta Pekanbaru dan Satpol PP.
Berita Lainnya
Masyarakat Sakai Riau tolak cap suku terasing
08 April 2021 13:56 WIB
Maju calon ketua KNPI Bengkalis, ini tekad Andika
26 March 2021 21:14 WIB
Kecamatan Minas Terapkan Program Paten Sakai di Kampung Mandi Angin, Ini Maksudnya
06 March 2018 18:50 WIB
DPRD Riau Akan Tinjau Lahan Sengketa Masyarakat Suku Sakai Setelah ini Dilakukan
20 February 2018 18:05 WIB
Masyarakat Sakai Tuntut PT Ivo Mas Tunggal Ganti Rugi Rp4,58 Triliun, Ini Hitung-Hitungannya
19 February 2018 15:25 WIB
Bentang Tikar di Jalan Sudirman, Ini yang Dimakan Suku Sakai
15 March 2017 18:10 WIB
Tim Vietnam Mencuri Perhatian Publik Tour De Siak 2016
22 October 2016 23:25 WIB
Polwan Ditlantas Polda Riau ajak masyarakat wujudkan pemilu damai
05 February 2024 11:13 WIB