Pekanbaru (Antarariau.com) - Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman resmikan Dinas Kebudayaan Provinsi (13/2). Bertempat di Museum Sang Nila Utama, perhelaan tersebut juga dihadiri sejumlah forkopimda dan tokoh masyarakat Riau.
"Dengan adanya OPD Dinas Kebudayaan ini maka pencapaian visi 2020 akan lebih terkoordinir dan lebih fokus, karena dinas kebudayan memiliki bidang-bidang, tugas, kewenangan, anggaran serta SDM masing-masing," ujar Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dalam acara Kenduri Budaya dan Peresmian Dinas Kebudayaan di Pekanbaru, Senin.
Lebih lanjut ia menyebutkan, bahwa ini merupakan sesuatu yang baru bagi Pemerintah Provinsi Riau dan diharapkan dengan adanya Dinas Kebudayaan ini bisa membantu meringankan pekerjaan, karena telah ada satu OPD yang berkonsentrasi dan fokus melaksanakan tugas untuk menjaga, menggali, serta melestarikan kebudayaan melayu sehingga terwujud visi 2020.
Selain itu ia juga berharap agar adanya kaderisasi bagi para seniman budaya tak benda, sehingga tidak lantas menjadi langka dan punah karena minimnya penerus seni budaya tak benda tersebut. Dinas Kebudayaan juga diharapkan untuk terus menggali seni budaya di Riau serta melestarikannya.
"Kita harus buat para wisatawan yang berkunjung ke Riau benar-benar merasakan sedang berada di tanah melayu," ujarnya.
Senada dengan hal tersebut, Ketua Lembaga Adat Melayu Riau, Al Azhar menyebutkan bahwa ketika Perda Provinsi Riau mengenai visi 2020 disahkan, ia berharap akan ada sebuah dinas yang khusus menangani kebudayaan, sehingga bisa mengimbangi harapan untuk menjadikan Riau pusat melayu di Asia Tenggara.
"Walaupun terlambat, tapi dengan sisa waktu tiga tahun lagi, ini akan menjadi pemacu skpd terkait untuk mencapai visi 2020," ujarnya.
Dalam sambutannya, Al Azhar juga berpesan kepada Dinas Kebudayaan untuk turut serta memperhatikan kehidupan para seniman budaya tradisional melayu, agar pelaku seni tersebut bisa tetap melestarikan kebudayaan.
Kenduri Budaya ini merupakan salah satu cara untuk mengangkat nilai seni dan budaya melayu, selain penampilan sastra lisan melayu juga diserahkan sertifikat dari Gubernur Riau kepada bupati dan pelaku seni dari sepuluh warisan budaya tak benda.
Adapun beberapa warisan budaya tak benda tersebut adalah tenun siak, tradisi manumbai dan nyanyian panjang dari Pelalawan, pacu jalur dan randai kuantan di Kuantan Singingi, koba dan badewo dari Rokan Hulu, serta talempong ogung dari Kampar.
Acara ditutup dengan pemberian penghargaan dari Suku Laut Sedunia kepada Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman.
Oleh: Gebby Fadhila Sari