Siak (Antarariau.com) - Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Siak, Provinsi Riau menyampaikan bahwa produksi budidaya ikan tawar di wilayah setempat hingga 2016, totalnya mencapai 1.268,04 ton yang mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
"Produksi budidaya ikan tawar di kabupaten Siak terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, meski masih bergerak tipis. Pada tahun 2015 angka produksi mencapai 1.242,64 ton, dan 1.220,71 ton pada tahun 2014," kata Kepala Bidang Perikanan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Siak, Yulfan di Siak, Jumat.
Dia katakan, angka produksi budidaya ikan tawar pada tahun 2016 sudah melebihi target yang ditetapkan pemerintah kabupaten Siak yakni sebesar 1.243 ton. Selain itu pembudidayaan juga sudah melibatkan ke 14 kecamatan.
"Meski tidak semua kecamatan menunjukkan angka produksi yang tinggi seperti kecamatan Tualang, Kerinci Kanan, Minas dan Lubuk Dalam. Dikarenakan daerah-daerah itu memang memiliki kolam-kolam yang besar untuk budidaya. Secara kondisi, perekonomian masyarakat masing-masing daerah tentunya berbeda-berbeda, sehingga jumlah produksinya pun beragam, ada yang tinggi dan masih rendah," sebutnya.
Disampaikannya, pembudidayaan ikan menjadi program andalan untuk mencukupi kebutuhan masyarakat, baik itu dari segi budidaya maupun tangkap. Disamping itu juga untuk meningkatkan konsumsi ikan kabupaten Siak per kapita setiap tahunnya.
Beberapa jenis ikan yang menjadi pilihan Pemda setempat, diantaranya nila, lele, gurami, patin, dan lainnya. Dia paparkan, ikan jenis nila tahun 2016 produksinya diangka 136,45 ton, lele sebesar 448,95 ton. Gurami 279,1 ton, sedangkan patin 382,42 ton dan lainnya 21,12 ton.
"Lele dan patin memang setiap tahunnya menunjukkan angka produksi yang lebih dominan dari yang lainnya, dikarenakan faktor peminat dari masyarakat itu sendiri," paparnya.
Meskipun begitu, jumlah Rumah Tangga Pembudidaya (RTP) atau kelompok pembudidaya ikan di kabupaten Siak menurun setiap tahunnya. Pada tahun 2014 masih ada sebanyak 2.947 kepala keluarga (KK), menurun menjadi 2.800 KK pada tahun 2015 dan 2016 diperkirakan sebanyak 2.600 lebih KK.
"Kita tidak terfokus pada jumlah KK yang masih bertahan menjadi pembudiaya, melainkan kepada jumlah produksi yang ditargetkan meningkat setaip tahunnya," tutup Yulfan.
Oleh: Nella Marni