Tewas Kesetrum di Garuda Sakti, Keluarga Korban Minta PLN Tanggungjawab

id tewas kesetrum, di garuda, sakti keluarga, korban minta, pln tanggungjawab

Tewas Kesetrum di Garuda Sakti, Keluarga Korban Minta PLN Tanggungjawab

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Keluarga almarhum Minda Febrianti, korban tewas akibat tersetrum listrik diduga dari kerusakan jaringan kabel, meminta pertanggungjawaban PT PLN (Persero) akibat kurang memperhatikan pemasangan instalasi listrik di perumahan sehingga dipasang asal-asalan.

"Meski kejadian ini adalah musibah, tapi PLN dalam hal ini harus ada perhatian terutama pada pemasangan kabel instalasi di perumahan," kata suami dari korban, Ridwan, kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.

Minda Febrianti, warga Perumahan Jala Utama Jl Garuda Sakti KM 4 Kota Pekanbaru, meninggal dunia pada Sabtu (4/6) akibat tersengat listrik diduga akibat adanya kerusakan jaringan kabel dari tiang listrik ke rumahnya. Ridwan menjelaskan, musibah itu terjadi pada sekitar pukul 17.30 WIB usai korban menghubungi Ridwan via telepon, yang saat itu sedang lembur bekerja.

"Anak saya yang pertama bernama Najla yang pertama melihat ibunya sudah berdiri tegang, badannya kaku dan kakinya sampai tak menapak tanah. Dia mengira istri saya digigit ular karena badannya mulai hitam menggosong, padahal itu tersengat listrik," ujarnya.

Tetangga sekitar baru mengetahui korban dalam kondisi tewas tersengat listrik setelah seorang warga bernama Pak Ajo yang mencoba menolong, ikut tersengat ketika menyentuh tubuh Minda.

"Bapak itu ikut tersengat sampai terlempar dan tangan kanannya gosong," ujar Ridwan.

Tetangga korban kemudian menemukan ada kejanggalan pada kabel listrik yang menghubungkan trafo di tiang listrik ke rumah itu. Ternyata ada kabel yang terkelupas dan menyentuh atap rumah korban yang terbuat dari seng. Pada saat diketemukan, tubuh korban menyentuh tiang antena TV yang tegak melalui atap. Ridwan menduga, kabel listrik tersebut mengelupas akibat gesekan dengan atap seng.

"Warga sadar seluruh seng sudah teraliri listrik dan tiang antena itu juga jadi konduktornya. Istri saya baru bisa dilepaskan dari tiang setelah warga memindahkan kabel dari atap dengan kayu," katanya.

Menurut dia, mayoritas instalasi kabel listrik di perumahan tersebut memang langsung menyentuh atap seng kayu yang mengalami kerusakan akibat gesekan.

"Meski yang memasang instalasi perumahan adalah pihak lain di luar PLN, seharusnya pihak PLN tetap harus melakukan pengecekan standarisasi agar jangan asal pasang saja. Rata-rata instalasi listrik di perumahan ini langsung bersentuhan dengan atap seng rumah," katanya.

Humas PT PLN Cabang Pekanbaru, Al Azhar, ketika dikonfirmasi mengatakan PLN memiliki standar khusus dalam pemasangan instalasi listrik ke perumahan agar tidak mengakibatkan insiden. "Kita punya standar teknologi, jadi seharusnya tidak mungkin ada hubungan kabel sampai bersentuhan dengan atap seng. Apalagi, kabel yang digunakan sangat kuat dan tak mudah terpotong," ujarnya.

Menurut dia, selama ini pemasangan instalasi listrik ke perumahan dilakukan PLN melalui perusahaan vendor sebagai pihak ketiga. Hanya saja, ia mengakui tidak semua perumahan melalui pengecepak standarisasi oleh PLN.

"Jumlah perumahan ada ribuan, kalau harus dicek satu per satu mau habiskan waktu berapa lama. Akhirnya, kami tak satu-satu mengecek, tapi melalui sampling," ujarnya.

Meski begitu, Al Azhar berjanji akan mengirimkan petugas untuk memeriksa apakah benar kondisi instalasi di rumah korban ada kelainan sehingga mengakibatkan kematian penghuninya. "Saya akan mengirim petugas untuk memeriksanya," katanya.