Tembilahan, (Antarariau.com) - Pemerintah Kabupaten Indragiri HIlir, Provinsi Riau mengatakan bahwa perbaikan kebun kelapa milik masyarakat setempat yang sudah sangat memprihatinkan akan menggunakan alat berat berupa eskavator.
"Perkebunan kelapa yang rusaknya sudah parah, memerlukan alat berat karena sudah tidak bisa ditanggulangi dengan cara manual atau tradisional," kata Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Perkebunan Kabupaten Indragiri Hilir Ngadiyo di Tembilahan, Sabtu.
Ia mengungkapkan bahwa tahun ini Pemerintah Provinsi Riau akan mengalokasikan bantuan sebanyak 12 unit eskavator kepada Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir guna memperbaiki perkebunan kelapa rakyat.
"12 unit ekskavator ini di anggarkan sebesar Rp24 miliar," ujarnya.
Selain itu, lanjutnya, Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir juga akan menerima bantuan satu unit ekskavator dari Dinas Perkebunan Provinsi Riau.
"Dengan begitu, mudah-mudahan upaya untuk memenuhi kebutuhan satu alat berat untuk satu kecamatan tahun ini dapat terpenuhi," ujarnya.
Ia mengungkapkan bahwa pada tahun 2015 lalu, Pemkab Indragiri Hilir juga telah memiliki sebanyak empat alat berat berupa ekskavator yang bersumber dari APBD Kabupaten Indragiri Hilir satu unit dan dari APBD Provinsi Riau tiga unit.
"Empat unit ekskavator itu telah didistribusikan ke kecamatan yang perkebunan kelapa rakyatnya mengalami kerusakan parah seperti Kecamatan Mandah, Kuindra, Enok dan Kecamtan Reteh," paparnya.
Ia menjelaskan bahwa penempatan alat berat ini disesuaikan dengan tingkat kerusakan perkebunan kelapa yang terparah dan membutuhkan ekskavator.
"Perbaikan terhadap perkebunan kelapa yang kritis akan menjadi prioritas," ucapnya.
Kemudian, disamping itu ia menyampaikan bahwa nantinya bahan bakar, premi operator dan pengamanan alat berat ini akan dikelola secara swadaya oleh masyarakat setempat.
"Sedangkan pemerintah kecamatan akan berkontribusi dalam hal honor operator, biaya mobilisasi dan biaya pemeliharaan," katanya.
Bupati Indragiri Hilir Muhammad Wardan menyampaikan bahwa perkebunan kelapa di daerah pesisir Riau itu mencapai 431.000 hektare, namun kerusakan perkebunan kelapa saat ini hampir 100.000 hektare.
"Hal ini merupakan masalah serius yang dengan segera harus dapat diatasi," sebutnya.(ADV)