Industri Galangan Kapal di Rohil Terancam Mati Suri, Ini Penyebabnya

id industri galangan, kapal di, rohil terancam, mati suri, ini penyebabnya

Industri Galangan Kapal di Rohil Terancam Mati Suri, Ini Penyebabnya

Rokan Hilir, (Antarariau.com) - Industri galangan kapal di Bagansiapiapi, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau terancam mati suri, karena sampai saat ini ketersediaan bahan baku kayu sulit didapati, apalagi banyak tenaga kerja yang direkrut di usaha tersebut.

"Kita sudah melakukan MoU bersama PT Diamond Raya Timber terkait bahan baku galangan kapal, cuma sampai saat ini belum ada respon dari mereka. Tapi yang jelas dalam waktu dekat perusahaan tersebut akan memberikan jawaban," kata Ketua Koperasi Serba Usaha Rokan Sejahtera Abadi Rohil Anton Guitama, Selasa.

Selain melakukan MoU, mantan anggota DPRD Rohil ini juga menyebutkan bahwa PT Diamond Raya Timber berjanji akan memberikan kesepakatan, dimana kayu yang didistribusikan nanti panjangnya 7 meter.

"Kita masih menunggu bagaimana kesepakatan mereka, tapi setelah kami bahas kayu yang panjangnya 7 meter dinilai tidak cocok dan tanggung dalam pembuatan kapal. Idealnya panjang kayu itu 10 meter," ujar Anton Guitama.

Ia juga meminta kepada pemerintah daerah segera mencarikan solusi dan mengatasi persoalan ini secepatnya mengingat masayarakat Rohil banyak bergantung hidup di usaha tersebut.

"Kalau kami selaku koperasi dalam mengurus persoalan ini tentu terbatas, namun apabila masalah ini terus berlarut-larut sementara tidak ada sama sekali bahan baku kayu, maka secara otomatis semua industri kapal di Bagansiapiapi bisa mati suri," tuturnya.

Ia menambahkan, saat ini jumlah industri galangan kapal atau dok yang masih aktif di Bagansiapiapi sebanyak 12 dan banyak yang sudah pindah ke Kalimantan dikarenakan minimnya bahan baku kayu di Kabupaten Rokan Hilir.

"Memang kalau masalah bahan baku ini menjadi dilema bagi pemerintah setempat maupun koperasi, terutama masalah perizinan. Tapi itu semua tergantung pemerintah daerah dan kita juga sedang mencari PT lain untuk mengatasi persoalan ini," katanya.

Sebelumnya Bupati Rokan Hilir Suyatno telah membicarakan persoalan itu dengan Staff Ahli Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup (Kemenhut LH) untuk dicarikan solusi jangka panjang, sehingga bisa tetap mendukung kelestarian usaha galangan kapal.

"Industri galangan kapal di Rohil sudah menjadi khas daerah, karena banyak tenaga kerja yang direkrut disitu. Kalau seandainya ditutup nantinya kemana mereka bekerja, nanti timbul pula masalah Kambtibmas. Meski demikian, Staff Ahli dari Kemenhut LH berjanji akan mencarikan solusi. Paling tidak memanggil PT Diamond Raya Timber karena memang masih ada hutan yang menurut Undang-undang sebanyak 5 persen bisa dikelola oleh masyarakat lokal," kata Bupati. (adv0

Oleh Dedi Dahmudi