Omzet Pengrajin Rotan di Rumbai Capai Rp15 Juta per Bulan

id omzet pengrajin, rotan di, rumbai capai, rp15 juta, per bulan

Omzet Pengrajin Rotan di Rumbai Capai Rp15 Juta per Bulan

Oleh Nella Marni

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Perabot RotanJalan Yos Sudarso KM 1, Rumbai, Kota Pekanbaru menghasilkanomzet hingga Rp15 juta per bulan.

Sujono seorang penjual sekaligus pengrajin rotan melanjutkan usaha perabot yang dirintis oleh orang tuanya pada 1977. Awalusahanya hanya dimulai dengan modal Rp350.000denganmenjual barang-barang yang dititipkan oleh pengrajin lain yang dititipkan di tempatnya.

Namun etelah barang-barang yang dititipkan laku terjual dan memperoleh untung dari penjualan itu, dia juga mencoba membuat sendiri dalam jumlah yang banyak dengan mengumpulkan bahan-bahan.

"Mula-mulanya hanya menjualkan barang-barang yang dititipkan kemudian berkembang menjadi menambahkan koleksi yang dibuat sendiri," ujar Sujono, Sabtu.

Usaha tersebut dinamai dengan Perabot Rotan Kirana yang kini sudah memiliki karyawan tetap sebanyak tiga orang. Pada waktu-waktu tertentu seperti lebaran, menjelang dan tahun baru pekerja bisa mencapai 10 orang dan penghasilan yang mereka peroleh bisa mencapai Rp10 - 15 juta per bulan.

"Jika datang permintaan dari pelanggan dalam jumlah yang besar, penghasilan bisa melebihi Rp15 juta per bulannya," tambahnya.

Sujono juga mengatakan perjalanan merintis sampai sekarang tidaklah dilewati dengan mudah. Putus bahan dan keterlambatan masuknya rotan sering juga dialaminya, namun itu tidak menjadikan mereka menjadi berhenti.

Sujono mengaku yang membedakan barangnya dengan yang lain selain harganya lebih mahal juga kualitas yang mereka punya bagus juga. Sehingga orderan yang datang tidak hanya dari kota Pekanbaru saja, ada juga datang dari Medan, Teluk Kuantan, dan lainnya.

Selain itu hasil karya mereka juga sudah sering dipamerkan keluar kota bahkan sampai ke Negara Malaysia. Akan tetapi perabot rotan kirana belum bisa mengekspor barangnya ke luar negeri dikarenakan minimnya dana.

Padahal dia sudah sering ikut pelatihan dan studi banding yang diselenggarakan pemerintah.