Puluhan Jurnalis Gelar Aksi Solidaritas Penganiayaan Wartawan

id puluhan, jurnalis gelar, aksi solidaritas, penganiayaan wartawan

 Puluhan Jurnalis Gelar Aksi Solidaritas Penganiayaan Wartawan

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Puluhan jurnalis dari berbagai media di Kota Pekanbaru, Provinsi Riau, menggelar aksi solidaritas terkait penganiayaan yang dilakukan sejumlah oknum polisi kepada seorang wartawan setempat akhir pekan lalu.

Dalam aksinya di Polda Riau, Kota Pekanbaru, Senin siang tersebut, puluhan jurnalis dari beragam media lokal dan nasional mendesak Kepolisian agar segera mengusut tuntas aksi penganiayaan yang dialami Zuhdy Febrianto saat meliput jalannya kongres HMI ke 29.

"Kita menuntut adanya proses hukum dari oknum-oknum yang melakukan kekerasan kepada wartawan saat menjalankan tugasnya," tegas salah seorang wartawan Rian FB Anggoro.

Wartawan LKBN Antara Biro Riau itu mengatakan bahwa aksi pemukulan wartawan bukan yang pertama kalinya terjadi Riau. Sebelumnya pada saat jatuhnya pesawat tempur Hawk pada 2012 lalu sempat ada insiden pemukulan yang dialami sejumlah wartawan.

"Namun kondisinya saat itu sangat berbeda dengan apa yang dialami Zuhdy. Seharusnya petugas bisa mengontrol dan mengendalikan keadaan sehingga penganiayaan tidak terjadi," tegas Rian yang sangat menyayangkan aksi tersebut.

Dalam gelaran aksinya, jurnalis turut memperagakan aksi teatrikal kejadian pemukulan yang dialami Zuhdi oleh sejumlah oknum polisi yang saat itu melakukan pengamanan kongres HMI di Gelanggang Olahraga Remaja Pekanbaru.

Sebelumnya Zuhdi Febrianto terpaksa dilarikan ke rumah sakit Syafira Kota Pekanbaru setelah wartawan Riauonline.co.id itu dianiaya sejumlah oknum polisi saat meliput kegiatan kongres HMI ke 29 di Pekanbaru, Sabtu lalu (5/12). Pemimpin Redaksi dari media korban bekerja Fachrur Rodzi mengatakan pihaknya sebagai warga negara yang mempunyai hak hukum akan melaporkan penganiayaan ini kepada pihak kepolisian.

Dia lebih lanjut mengatakan bahwa pihaknya mempunyai bukti visual dan mudah-mudahan bisa membantu pihak kepolisian dalam menemukan pelakunya. Pihaknya juga menggandeng Lembaga Bantuan Hukum Pers untuk disampaikan menurut proses hukum yang berlaku.

Fachrur Rodzi yang juga Ketua Aliansi Jurnalis Independen Pekanbaru ini menilai tindakan kepolisian tersebut sebagai tingkah laku bar-bar. Hal itu terlihat dimana hanya satu wartawan dipukul oleh puluhan polisi dengan sangat brutal.

Pada peristiwa tersebut beberapa polisi melakukan konfrontasi dengan korban hingga terseret beberapa meter karena mendapat pukulan, tendangan, hingga tamparan rotan ke kepalanya menyebabkan dia jatuh dan tak sadarkan diri. Zuhdi jatuh di tepi jalan hingga akhirnya ditolong oleh rekan jurnalis lainnya. Korban langsung dibawa ke RS Syafira Pekanbaru.