Israel kian brutal, puluhan ribu warga Gaza terpaksa mengungsi hanya dalam 2 hari

id PBB, Gaza, Palestina

Israel kian brutal, puluhan ribu warga Gaza terpaksa mengungsi hanya dalam 2 hari

Asap mengepul ke udara di Kota Gaza setelah terjadi serangan brutal Israel dari udara, pada 12 September 2025. (ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad)

PBB (ANTARA) - Hampir 48.000 warga Palestina telah mengungsi ke selatan dalam dua hari terakhir akibat serangan darat militer Israel di Gaza City, kata Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) pada Selasa (16/9).

OCHA melaporkan bahwa sejak pertengahan Agustus hingga Senin (15/9), mitra-mitra mereka mencatat lebih dari 190.000 kali pergerakan semacam itu. Banyak dari mereka terpaksa berjalan kaki karena biaya transportasi yang sangat mahal.

Baca juga: Belgia tegaskan siap dukung semua sanksi Uni Eropa untuk Israel

"Para mitra melaporkan bahwa keluarga-keluarga pengungsi, yang kerap dipimpin oleh perempuan dan warga lanjut usia, berjalan kaki hingga sembilan jam dalam cuaca panas ekstrem, sering kali tanpa alas kaki dan dengan anak-anak yang terluka," kata OCHA.

"Banyak di antara mereka yang tiba tanpa tempat tinggal, dan permintaan dari kelompok paling rentan untuk tenda keluarga semakin meningkat."

OCHA menyebutkan bahwa para mitranya, yang memberikan bantuan kepada mereka yang sedang dalam perjalanan, melaporkan lebih dari 1.500 orang, termasuk 900 lebih anak-anak, menerima bantuan darurat. Bantuan tersebut di antaranya meliputi bantuan psikososial, air, dan perawatan medis.

Lebih lanjut OCHA mengatakan mitra-mitra mereka di bidang kesehatan melaporkan bahwa rumah sakit dan klinik masih mengalami tekanan yang sangat berat.

Pekan ini, Rumah Sakit Al-Quds di Gaza City mengalami kerusakan akibat pengeboman di sekitarnya dan kini menjadi tempat penampungan bagi keluarga pengungsi. Hanya tiga dari enam pos medis PBB di Gaza City yang dikelola oleh badan bantuan PBB yang masih beroperasi.

OCHA menambahkan bahwa perlintasan perbatasan Zikim telah ditutup selama empat hari. Misi pengiriman bahan bakar dan medis juga telah dibatalkan akibat ketidakamanan, kemacetan, dan penjarahan. Konvoi bantuan terus menghadapi penundaan dan berbagai risiko di jalan, sehingga bantuan tidak dapat sampai ke warga sipil yang paling membutuhkannya.

Baca juga: RI dan 15 Negara Desak Dunia Hentikan Kekerasan terhadap Flotilla

"Meski menghadapi tantangan yang sangat besar dan pasokan yang semakin menipis, PBB dan mitra-mitra kemanusiaannya terus memberikan bantuan penyelamat nyawa serta layanan krusial di seluruh Jalur Gaza, di mana pun dan kapan pun itu memungkinkan," tutur OCHA.

Pewarta :
Editor: Vienty Kumala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.