RI dan 15 Negara Desak Dunia Hentikan Kekerasan terhadap Flotilla

id Gaza, Palestina, Flotila

RI dan 15 Negara Desak Dunia Hentikan Kekerasan terhadap Flotilla

Arsip - Kapal-kapal yang ikut bergabung dalam misi Global Sumud Flotilla untuk Gaza, Palestina. (ANTARA/Anadolu/py)

Jakarta (ANTARA) - Menteri Luar Negeri RI Sugiono dan sejawatnya dari 15 negara lain menyerukan semua pihak untuk menahan diri dari tindakan kekerasan terhadap masyarakat sipil yang tergabung dalam Global Sumud Flotilla.

Seruan itu disampaikan dalam pernyataan bersama para menteri luar negeri (menlu) dari Bangladesh, Brazil, Kolombia, Indonesia, Irlandia, Libya, Malaysia, Maladewa, Meksiko, Pakistan, Qatar, Oman, Slovenia, Afrika Selatan, Spanyol, dan Turki, menurut informasi dari situs web Kementerian Luar Negeri RI yang diakses pada Selasa (16/9).

Baca juga: 23 Negara Raksasa Dunia Kompak Dukung Deklarasi Palestina Merdeka

"Kami menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri dari segala tindakan melawan hukum atau kekerasan terhadap Flotilla, serta menghormati hukum internasional dan hukum humaniter internasional," sebut pernyataan itu.

Para menlu mengungkapkan keprihatinan mereka atas keselamatan Global Sumud Flotilla — konvoi kapal sipil yang berusaha mengirimkan bantuan ke Jalur Gaza dengan menembus blokade Israel — karena Israel sebelumnya berupaya mengganggu pelayaran kapal lain yang mencoba memasuki Gaza.

Mereka menyatakan bahwa Flotilla berhasil menyampaikan tujuannya: menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, meningkatkan kesadaran tentang kebutuhan mendesak bagi rakyat Palestina, dan seruan untuk menghentikan perang di wilayah kantong itu.

"Dua tujuan itu — perdamaian dan penyaluran bantuan kemanusiaan — serta penghormatan pada hukum internasional, termasuk hukum humaniter, merupakan komitmen yang juga dipegang oleh Pemerintah kami," sebut pernyataan itu.

Para menlu juga menegaskan kembali bahwa setiap pelanggaran terhadap hukum internasional dan hak asasi manusia peserta Flotilla — termasuk serangan terhadap kapal di perairan internasional atau penahanan yang melanggar hukum — akan dimintai pertanggungjawaban.

Kapal-kapal pertama Global Sumud Flotilla berangkat dari Pelabuhan Bizerte di Tunisia dan Pelabuhan Augusta di Sisilia menuju Jalur Gaza yang diblokade Israel pada Sabtu (13/9).

Armada tersebut terdiri dari sekitar 50 kapal, yang membawa 500 hingga 700 aktivis, termasuk seniman, anggota parlemen, dan tokoh politik terkemuka dari lebih dari 45 negara.

Konvoi ini merupakan yang terbesar karena upaya-upaya sebelumnya hanya melibatkan kapal tunggal yang kemudian dicegat oleh Israel.

Baca juga: Israel Makin Brutal, Warga Gaza City Berbondong-bondong Mengungsi ke Selatan

Menurut penyelenggara aksi, tujuan mereka adalah menantang blokade dan membuka koridor kemanusiaan guna mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina di Gaza, yang kini menghadapi bencana kelaparan akibat blokade Israel yang telah berlangsung selama berbulan-bulan.

Pewarta :
Editor: Vienty Kumala
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.