Pekanbaru, (Antarariau.com) - Direktorat Polisi Perairan Kepolisian Daerah Riau mengimbau penyedia jasa angkutan air untuk terus meningkatkan kewaspadaan terkait terbatasnya jarak pandang akibat pekatnya kabut asap kebakaran hutan dan lahan.
"Kami perintahkan untuk saling meningkatkan koordinasi antar penyedia jasa pelayaran. Lalu kurangi kecepatan dan jangan sampai lalai," kata Direktur Pol Air Polda Riau Kombes Deny Pudjianto kepada Antara di Pekanbaru, Jumat.
Ia menjelaskan hingga saat ini arus pelayaran di Riau masih normal dan belum ditemukan adanya kecelakaan akibat pekatnya kabut asap yang terjadi sejak awal September lalu.
Ia mengatakan jalur pelayaran di Sungai Siak merupakan wilayah yang memerlukan tingkat kewaspadaan tinggi mengingat padatnya jalur tersebut. "Nakhoda kapal cepat agar memperlambat laju kapal, terutama Sungai Siak harus ekstra hati-hati," ujarnya.
Selain itu ia juga meminta kepada nakhoda kapal agar sering menyalakan sirine kapal serta lampu saat jarak pandang dianggap memburuk.
Terpantau aktivitas pelayaran di sejumlah daerah di Riau seperti Dumai, Bengkalis, Indragiri Hilir masih dalam kondisi normal meski dalam sepekan terakhiri jarak pandang terbatas antara 100 meter hingga 1.000 meter.
Salah seorang operator kapal cepat rute Pekanbaru-Bengkalis, Riky menjelaskan, pihaknya tetap menjalankan kapal meski dengan jarak pandang berkisar 500 meter hingga 700 meter. "Kita tetap jalan, namun laju kapal kita perlambat. Dan penumpang memakluminya," ujar Riky.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Pelabuhan Sei Duku, Joniansyah beberapa waktu lalu menyatakan aktivitas pelayaran di Kota Pekanbaru yang dilakukan sejumlah kapal serta sampan nelayan tradisional di Sungai Siak masih berjalan normal, meski jarak pandang terbatas.
"Hingga saat ini untuk pelayaran di Pelabuhan Sei Duku masih normal. Kita terus berkoordinasi dengan kantor syahbandar dan otoritas pelabuhan," paparnya.