Pancasila Jangan Hanya Diingat Jelang 1 Juni

id pancasila jangan, hanya diingat, jelang 1 juni

Pancasila Jangan Hanya Diingat Jelang 1 Juni



Sambungan dari hal 1 ..

Pemimpin Pancasilais

Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri yang merupakan anak sulung Presiden Republik Indonesia yang pertama Soekarno baru-baru ini melontarkan pernyataan yang cukup menarik.

"Lemhanas merupakan kawah "candradimuka" calon pemimpin bangsa. Untuk itu, nilai-nilai Pancasila harus selalu ditekankan sehingga kelak para pemimpin tidak pernah melupakannya sebagai jati diri bangsa," kata Megawati dalam acara yang diberi nama "presidential lecture" di gedung Lemhanas, Kamis 928/5).

Karena itu, Megawati berharap agar para peserta kursus- kursus di Lemhanas itu tidak hanya sekadar mengejar ijazah atau sertifikat demi kenaikan jabatan serta pangkat tapi juga memahami dan menerapkan nilai-nilai sila dalam Pancasila itu.

Sementara itu, Gubernur Lemhanas Budi Susilo Soepandji mengakui bahwa Pancasila sebagai ideologi bangsa ini seolah- olah menjauh dari kehidupan masyarakat.

"Kita membutuhkan pemimpin- pemimpin yang Pancasilais yang mampu menerapkan nilai- nilai ideologi bangsa demi kesejahteraan rakyat," kata Gubernur Lemhanas Budi Susilo .

Dengan merenungkan pernyataan kedua pemimpin itu, maka nampak jelas bahwa ideologi negara Pancasila masih sering belum dilaksanakan secara murni dan konsekuen tidak hanya oleh para pemimpin di tingkat nasional dan daerah tapi juga generasi muda. Apa buktinya?

Sekarang, begitu banyak anak muda yang sudah membiasakan diri menyalahgunakan narkotika mulai dari ganja, opium hingga shabu- shabu yang tidak hanya merugikan diri mereka sendiri tapi juga negara karena pemerintah harus ikut membiayai pemulihan kesehatan para pecandu narkoba ini. Setiap hari puluhan orang di Tanah Air mati dengan sia-sia gara- gara memanfaatkan secara salah berbagai jenis narkoba itu.

Karena itu pula, Presiden Joko Widodo tetap pada keputusannya untuk mengeksekusi mati belasan orang asing yang memasukkan narkoba seperti dari Australia.

Jika kini bangsa Indonesia sedang "hangat- hangatnya" memperingati hari lahirnya Pancasila sebagai ideologi bangsa, maka pertanyaannya adalah apa yang harus terhadap Pancasila sebagai pegangan hidup bangsa dan negara ini? Apakah Pancasila cukup dirayakan pada setiap tanggal 1 Juni dan kemudian baru ramai- ramai diperbincangkan lagi pada sekitar bulan Mei tahun- tahun berikutnya ?

Tentu masyarakat sangat berharap agar Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla beserta para menteri anggota Kabinet Kerja untuk benar-benar memikirkan cara- cara nyata agar Pancasila tetap menjadi ideologi utuh bangsa ini dan bukan cuma disebut atau sekadar dirayakan menjelang pada tepat pada 1 Juni.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan juga Kementerian Riset dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi harus diberi tugas untuk melakukan pendidikan dan pengajaran Pancasila pada semua jenjang pendidikan sehingga generasi muda tetap menyadari bahwa Pancasila adalah memang sangat penting menjadi ideologi bangsa dan negara ini.

Kepada para pelajar dan mahasiswa harus ditekankan bahwa Pancasila itu bukan sekadar dijadikan bahan pelajaran hapalan tapi juga harus diterapkan dalam kehidupan sehari- hari secara konsekuen

Yang tidak kalah pentingnya adalah jika anak- anak muda ini sudah menjadi pemimpin pada jenjang apa pun juga harus ingat bahwa mereka harus mengabdi kepada rakyat dan bukannya memberikan kesempatan kepada suami, istri, anak, menantu untuk menjadi pejabat negara dan kemudian "mengeruk" uang dari APBN dan juga APBD demi menerapkan prinsip "hedonisme" atau mencari kenikmatan hidup sesaat.

Apabila KKN tetap saja berlangsung secara " aman dan damai" sedangkan Pancasila cuma dijadikan " bahan membual" pada setiap tanggal 1 Juni maka yang bakal terjadi adalah tinggal menunggu waktu hancur leburnya bangsa dan negara ini.