Pekanbaru, (Antarariau.com) - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Provinsi Riau meminta kepada pemerintah segera mengantisipasi masuknya beras plastik ke wilayah Riau.
"Walau hingga sekarang belum ada laporan masyarakat terkait beras plastik itu, kita tetap minta kepada pemerintah mewaspadainya," kata Ketua YLKI Riau, Ali Azar kepada Antara di Pekanbaru, Rabu.
Selain itu, ia juga mengimbau kepada masyarakat agar lebih waspada dalam membeli beras, dan segera melaporkan kepada pihak berwenang jika menemukan adanya beras tersebut di pasaran Riau. YLKI sendiri, menurutnya siap untuk berkoordinasi dengan pemerintah dalam upaya mencegah beras tersebut masuk ke Riau.
"Di daerah Jawa sudah marak dan ditemukan beras tersebut. Kita harapkan di Riau harus diantisipasi jangan sampai terjadi hal serupa," ujarnya.
Ia menegaskan jika ditemukan penjual yang nekad untuk menjual beras imitasi tersebut maka akan ada ancaman berlapis yang siap menunggu pelaku. "Ancamannya kurungan penjara diatas lima tahun," tegasnya.
Sementara itu, pada Rabu pagi ini Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Pekanbaru menurunkan tim untuk memantau keberadaan beras di tingkat distributor dan gudang beras.
Kepala Bidang Perdagangan, Disperindag Kota Pekanbaru, Mas Irba Sulaiman mengatakan untuk mengantisipasi masuknya beras imitasi yang dioplos dengan beras asli tersebut, pihaknya menyasar gudang beras dan distributor karena mereka adalah penyimpan dan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Beras palsu berbahan campuran resin sintetis, ubi jalar, dan kentang impor dari Tiongkok ini sebelumnya terjadi di Kerala India. Resin sintetis ini dinilai sangat berbahaya karena jika dikonsumsi dalam jumlah banyak dapat memicu kanker.
Sebelumnya pada Selasa (19/5) Kepolisian Sektor Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, menutup sebuah kios penjualan beras yang diduga dibuat berbahan baku sintetis, Selasa, di Pasar Mutiara Gading, Kecamatan Mustikajaya.
"Dari kios itu, kami juga mengamankan seorang penjualnya bernama Sembiring beserta empat karyawannya untuk diperiksa sebagai saksi," kata Kapolsek Bantargebang, Kompol Gatot Suyanto, di Bekasi.
Menurut dia, temuan beras tersebut bermula dari laporan seorang warga dan sejumlah kabar yang ditayangkan melalui media sosial Facebook dan Instagram.
"Penutupan kios ini merupakan tindak lanjut laporan masyarakat yang merasa dirugikan dengan peredaran beras tersebut," katanya.
Menurutnya, ada dugaan peredaran beras terkontaminasi bahan sintetis sehingga pihaknya langsung menelusuri kasus itu dengan melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Pasar Mutiara Gading, Kelurahan Mustikajaya, Kecamatan Mustikajaya, Kota Bekasi.
Berita Lainnya
YLKI nyatakan belum ada keluhan isi daya kendaraan listrik selama Lebaran 2024
20 April 2024 11:04 WIB
YLKI apresiasi Pertamina siapkan ketersediaan BBM dan LPG Ramadhan hingga pascalebaran
17 May 2021 16:02 WIB
YLKI dorong pemerintah untuk segera implementasikan program langit biru
19 February 2021 16:13 WIB
Hari Listrik Nasional 2020, YLKI harap agar daerah terisolasi dapat listrik
27 October 2020 13:49 WIB
YLKI ingatkan agar konsumen tak terjerat perilaku konsumtif di Harbolnas
11 November 2019 18:05 WIB
YLKI minta kenaikan tarif BPJS harus diikuti dengan reformasi pengelolaan
29 August 2019 13:18 WIB
YLKI Riau Desak BPPOM Tarik Kosmetik Oplosan
13 February 2015 20:47 WIB
YLKI Riau: Pengawasan Internal Bank Mandiri Lemah
19 October 2014 15:59 WIB