Tembilahan, Riau, (Antarariau.com) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Indragiri Hilir, Riau, menyatakan daerah tersebut rawan terjadi tanah longsor karena permukiman penduduk yang ada berada di pesisir pantai sepanjang Sungai Indragiri.
"Beberapa daerah yang diprediksi akan mengalami longsor diantaranya adalah Kecamatan Tanah Merah, Enok, Sungai Batang, Kateman, dan Tembilahan," kata Kepala BPBD Kabupaten Indragiri Hilir, Yuspik, saat menyampaikan eksposenya di Rapat Koordinasi Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), di Tembilahan, Selasa.
Ia mengungkapkan, sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan bencana yang telah terjadi, pihaknya akan melakukan beberapa tindakan.
Diantaranya adalah melakukan sosialisasi dan penyuluhan beserta himbauan kepada masyarakat di daerah-daerah yang diprediksikan akan mengalami longsor dan rawan terhadap bencana lainnya.
"Sosialisasi dan penyuluhan tersebut bertujuan agar masyarakat menjadi lebih waspada dan siaga sebelum bencana tersebut terjadi," paparnya.
Selain itu, dia mengatakan bahwa berdasarkan data dari tahun 2012, 2013, dan 2014 lalu, bencana yang sering terjadi di wilayah Kabupaten Indragiri Hilir adalah kebakaran.
"Tahun 2012, kebakaran terjadi 20 kali, kemudian sepanjang tahun 2013 juga terdata 20 kali pristiwa kebakaran, dan terakhir untuk tahun 2014 lalu, terdapat 47 kali kebakaran," ungkapnya.
Selain itu, jelasnya, bencana kebakaran hutan dan lahan pada tahun 2012 dan 2013 tidak terjadi, namun untuk tahun 2014 lalu, terdata sebanyak 10 kali.
"Untuk bencana tanah longsor tahun 2012 terjadi dua kali, tahun 2013 terjadi lima kali, dan tahun 2014 lalu terdata sebanyak 7 kali kejadian," ujarnya.
Tidak hanya bencana itu saja, sebutnya, angin puting beliung pun sempat melanda kabupaten Indragiri Hilir, yaitu pada tahun 2012 terjadi satu kali, tahun 2013 ada dua kali, dan 2014 lalu terjadi sebanyak tiga kali. (Adv)