Pemenang DCR 2015 Bicara Soal Korupsi Indonesia

id pemenang, dcr 2015, bicara soal, korupsi indonesia

Pekanbaru, (Antarariau.com) - Seorang peraih juara pertama Program Darmasiswa Chevron Riau (DCR) 2015 Ayu Andira SN, pelajar kelas XII SMA Negeri 8 Pekanbaru mengatakan penghambat utama perkembangan di Indonesia adalah korupsi.

"Korupsi membuat cita cita pejuang dan pendiri bangsa ini hancur dan korupsi juga menyebabkan buruknya setiap pembangunan di Indonesia, salah satunya pembangunan pendidikan," katanya di Pekanbaru, SabtuJumat.

Menurutnya korupsi dilakukan karena adanya kesempatan karena jabatan yang diemban oleh orang tertentu dan dibutuhkan keberanian dan ketegasan dalam menegakkan aturan dalam memberantas korupsi.

Ia mengatakan dalam memberantas korupsi di Indonesia, tidak harus dengan cara menghukum mati pelakunya, tetapi cukup dengan memiskinkan sang pelaku.

"Saya tidak berfikir hukuman mati bagus dalam upaya pemberantasan korupsi, namun cukup dengan memiskinkan pelaku," ujarnya.

Lebih lanjut, ia juga mengatakan bahwa generasi muda seharusnya berfikiran luas dalam menentukan masa depan, dan jangan hanya berfikir bahwa menjadi pejabat adalah pilihan yang bagus.

"Salah satunya adalah dengan menjadi pengusaha, karena menurut saya menjadi pengusaha itu "keren", selain itu, juga dapat membuka lapangan pekerjaan untuk orang lain," ujarnya.

Ayu merupakan salah satu dari dua peraih juara pertama DCR 2015. Peserta lainnya yang juga menjadi juara pertama adalah Agustinus Pratama, siswa kelas Akselerasi SMA Darma Loka Pekanbaru.

Kedua peraih juara pertama ini berhak mendapatkan beasiswa sebesar Rp16 juta per tahun dan akan diberikan selama empat tahun ditambah perangkat belajar "notebook" serta bantuan wisuda sebesar Rp1 juta per orang.

Dengan beasiswa yang ia dapatkan ini, ia mengatakan akan mempergunakannya sebaik mungkin, seperti memuluskan rencana untuk melanjutkan jenjang pendidikan peguruan tinggi yang ia idamkan, Universitas Indonesia.

Gadis berkacamata yang saat ini duduk di bangku kelas XII IPA, mengatakan dirinya berniat untuk tidak melanjutkan jurusan linier ke perguruan tinggi yaitu Akuntansi di FE-UI, karena menurutnya selama belajar di jurusan IPA, ia tidak dapat menikmati setiap pelajaran dengan baik.