Kuantan Singingi, (Antarariau.com) - Ribuan siswa Sekolah Dasar di Lubuk Jambi Kabupaten Kuantan Singingi, Provinsi Riau terpaksa naik pompong ke sekolah hingga sering terlambat karena tidak tersedianya jembatan gantung.
"Permohonan pembuatan jembatan gantung sering disampaikan masyarakat Saik, Sengai Manau dan lainnya karena setiap hari ratusan siswa tiga sekolah tingkat SD pergi sekolah naik pompong bertali yang rawan kecelakaan," kata Camat Lubuk Jambi Budi Asrianto di Teluk Kuantan, Rabu.
Ia mengatakan, sejak beberapa tahun lalu keluhan warga dan siswa selalu didengarnya, bahkan dirinya selalu melakukan kegiatan blusukan ke sejumlah daerah yang berada di areal tepi sungai melihat secara langsung kondisi tersebut hasilnya perlu dibangun jembatan khusus.
Selama ini jembatan gantung masih dianggap belum masuk perioritas kegiatan karena pompong yang dipakai masih mampu mengantar siswa setiap harinya kesekolah, tetapi akhr- akhir ini sudah terlihat mendesak karena berkaitan dengan nyawa siswa, peningkatan pendidikan dan kemajuan ekonomi masyarakat.
" Pompong penyebrangan sudah tidak saatnya lagi digunakan, jika banjir datang air menguap, kondisi sangat rawan bahkan beberapa tahun lalu ada siswa yang tenggelam dan hanyut akibat naik pompong yang hanya diikat tali menuju sekolah," sebutnya.
Menurut Budi, pembangunan jembatan itu diperkirakan menelan biaya mencapai Rp4 miliar, karena jembatan itu memiliki panjang 150 meter hingga 200 meter, rencananya akan diusulkan dalam musyawarah tingkat kecamatan yang bakal digelar pada 4 Maret 2015 mendatang.
" Kami berharap Bupati Sukarmis memperioritaskan pembangunannya, karena untuk kehidupan orang banyak dan dapat direalisasikan pada tahun 2016," pintanya.
Dijelaskannya, jika jembatan ini selesai maka dampak positipnya luar biasa, ekonomi warga meningkat karena lebih cepat mendistribusikan hasil pertanian warga, pendidikan akan lebih baik, semua siswa akan dapat pergi kesekolah tepat waktu tanpa ada rasa kecemasan.
" Jika siswa SD, Madrasyah dan sejumlah guru tetap menggunakan pompong keperihatian orang tuanya sangat tinggi, namun jika tidak menggunakan pompong bertali itu maka harus sampai sekolah selama dua jam, karena arah berputarnya lebih jauh hingga 16 kilometer," terang Budi.