Gema, (Antarariau.com) - Ibu-ibu yang bernaung dalam Tim Penggerak PKK Kabupaten Kampar, Provinsi Riau yang diketuai Hj Eva Yuliana mengumpulkan kepala desa se-Kecamatan Kampar Kiri Hulu, dalam rangka menghimpun aspirasi seluruh Kades guna percepatan pembangunan di setiap desa melalui program lima pilar pembangunan yang dikerucutkan menjadi tiga zero pembangunan yakni zero kemiskinan, pengangguran dan rumah-rumah kumuh dengan melaksanakan berbagai program swamsembada desa bersama desa mandiri pangan dan energi.
Dalam pertemuan tersebut Eva menanyakan tentang lima pilar pembangunan yang dikerucutkan menjadi 3 zero kepada seluruh Kades sebab sebelum dilaksanakan kades harus faham akan program lima pilar pembangunan yang dikerucutkan menjadi tiga zero karena kades merupakan ujung tombak dari setiap kebijakan-kebijakan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten Kampar dalam rangka menyejahterakan masyarakat desa.
“Ke lima pilar program pembangunan Kabupaten Kampar sudah diperdakan, dan ini harus dilaksanakan karena tujuan dari program tersebut adalah untuk kesejahteraan seluruh masyarakat yang ada di Kabupaten Kampar dan ini juga akan kita laksanakan di Kampar Kiri Hulu,” tutur Eva.
Dijelaskannya bahwa saat ini Kabupaten Kampar tengah melaksanakan program desa swasembada, di antaranya cabe, bawang, telur, daging sapi, daging ayam, serta sayur mayur."Desa harus mampu mencukupi hal tersebut baik itu sayur mayur, cabe, bawang, telur, daging sapi, daging ayam, serta ikan dan tidak boleh mengambil atau membeli dari desa lain sehingga desa tersebut mampu berdiri sendiri.
Dalam implementasi dilapangan kades harus mampu memberikan sosialisasi dan menerapkan kepada masyarakat agar bersama-sama membangkitkan ekonomi desa untuk kesejahteraan. ”Untuk itu saya kumpulkan kades guna menghimpun aspirasi, apa saja yang menjadi kendala di setiap desa sehingga nantinya apa yang kita harapkan bersama dapat kita capai dan menjadikan desa sejahtera yang kita namakan swasembada desa melalui desa mandiri pangan dan energi," ucap Eva.
Dari dialog tersebut diketahui berbagai kendala yang dihadapi oleh masing-masing desa terutama delapan desa yang berada dipinggir sungai subayang yang memang kurang infrastruktur penghubung seperti jembatan yang merupakan urat nadi masyarakat dan akses ekonomi.
Kepala Desa Ludai, Firdaus dalam dialog tersebut dalam menyambut baik swsembada pangan di desanya dan saat ini sudah berjalan diantaranya penanam cabe sebanyak 2.000 batang, Jagung 8 ha termasuk padi, labu cina, serta sayur-sayuran namun kendalanya adalah dolomit yang susah didapatkan.
“Kami sudah melaksanakan swasembada desa, dan hasilnya telah dapat dinikmati oleh warga Desa Ludai bahkan mampu kami jual ke daerah Sumatera Barat, sedangkan untuk telur, daging sapi dan ayam kami masih menunggu bimbingan dan arahan dari kadis secara tehnis,” tutur Firdaus.
Sementara itu kepala desa Pangkalan Serai, Usaman menyampaikan kendala di desa adalah infrastruktur, namun untuk swasembada pangan ini desanya masyarakat sangat mendukung dan siap melaksanakannya walaupun ada kendala seperti akses jalan dan jembatan yang belum ada dan meminta agar pembangunannya disegerakan.
Sementara itu kepala desa Pangkalan Kapas mewakili tujuh desa di darat menyampaikan bahwa komoditas yang telah ada yaitu cabe rawit, Jagung, cabe dan padi adalah komoditas yang siap untuk menyukseskan swasembada desa.
“Kebanyakan kami menanam cabe rawit karena di sini yang paling disukai adalah cabe rawit, namun demikian kami juga menanam cabe merah tetapi tidak banyak, begitu juga padi, dan kami menanam dengan sistim tumpang sari padi dan cabe tersebut," ujarnya. (Adv)