Pertamina, (Antarariau.com) - PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) mulai memberlakukan kartu survei di beberapa provinsi terutama Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) untuk mengetahui kendaraan pemakai biosolar.
"Seperti di Riau sudah, terutama bahan bakar minyak jenis biosolar bersubsidi, agar biar lebih tepat sasaran," papar Humas Pertamina Marketing Operation Region I Sumbagut Brasto Galih Nugroho melalui telepon seluler dari Pekanbaru, Riau, Kamis.
Menurut dia, kartu survei tersebut bertujuan untuk membatasi jumlah pemakaian bahan bakar minyak subsidi jenis biosolar yang dibeli masyarkat dari satu SPBU pada suatu daerah seperti di Batam, Provinsi Kepulaun Riau telah diberlakukan kartu kendali.
Pemegang kartu kendali untuk biosolar seperti di Batam mengharuskan si pemakai dalam membeli bahan bakar minyak subsidi di suatu SPBU, menjadi memiliki batasan setiap hari seperti untuk satu mobil angkutan umum maksimal 30 liter per hari.
"Ini salah satu upaya kami, agar penyaluran bahan bakar minyak subsidi lebih tepat sasaran. Dengan kartu survei, maka data konsumen harus ditulis di kartu tersebut seperti apakah mobil pribadi, angkutan umum, truk atau mobil yang mendapat surat dari pemerintah daerah," ucap Brasto, menjelaskan.
Rian (30), seorang warga di Pekanbaru dalam pekan ini mengaku, melihat sejumlah kendaraan roda empat atau lebih yang sedang melakukan pengisian bahan bakar minyak jenis biosolar subsidi di data oleh pihak yang berwenang.
"Saya tidak tahu apakah itu operator SPBU atau dari Pertamina. Tapi yang jelas dia mendata setiap kendaraan yang masuk ke SPBU terutama yang mengisi biosolar," ucapnya.
Pemberlakuan kartu survei sebelum pemakaian kartu kendali merupakan salah upaya Pertamina dalam menyalurkan bahan bakar minyak subsidi tepat sasaran, setelah mewajibkan 140 unit SPBU di Riau memasang kamera pemantau atau CCTV diarahkan kepada penjualan biosolar.
Sebab muncul kehawatirkan penggunaan biosolar subsidi salah dalam peruntukkan seperti untuk industri di provinsi tersebut, sehingga hal tersebut dapat diketahui dari awal penyaluran bahan bakar minyak yang disubsidi pemerintah mulai tingkat SPBU.
"Kita sudah sampaikan kepada para pengusaha SPBU di Riau agar segera memasang CCTV. Jika mereka tidak memasang, akan mempengaruhi pasokan biosolar yang mereka jual," ujar Kepala Pertamina Perwakilan Pemasaran Riau Sumbar, Ardyan Adhitia.
Data terakhir PT Pertamina Perwakilan Pemasaran Riau Sumbar menyebutkan, dari 140 unit SPBU di Riau dengan penjulan BBM bersubsidi jenis premium sekitar 75.000 kiloliter per bulan, sedangkan BBM nonsubsidi jenis pertamax plus hanya sekitar 600 kiloliter per bulan.
Untuk BBM bersubsidi jenis biosolar setiap bulan disalurkan sekitar 66.000 kiloliter atau lebih kecil dibanding dengan penjualan BBM nonsubsidi jenis pertamina dex yang hanya mampu menjual sekitar 200 kiloliter per bulan.
Berita Lainnya
Pertamina Patra Niaga siap lanjutkan program BBM Satu Harga di 2025
19 December 2024 15:47 WIB
Pertamina berencana akan olah minyak goreng bekas jadi bahan bakar pesawat
18 December 2024 15:12 WIB
Pertamina Patraniaga Sumbagut bentuk satgas jaga kelancaran distribusi energi
16 December 2024 10:14 WIB
Proyek Jalan di Sungai Pakning dinilai molor, warga pertanyakan progresnya
13 December 2024 17:39 WIB
Kiprah "Kesatria FIRE" sebagai benteng keselamatan di Blok Rokan
12 December 2024 10:56 WIB
Waduh, Danramil tampar manajer SPBU terkait QR Code BBM di Palu
07 December 2024 5:55 WIB
Pertamina Patra Niaga Sumbagut sidak SPBU di Riau
23 November 2024 6:40 WIB
Pertamina Patra Niaga berdayakan penyandang disabilitas dengan pelatihan menjahit
15 November 2024 16:16 WIB