Pekanbaru, (Antarariau.com) - Perusahaan energi minyak dan gas Malaysia, Reach Energy Bhd. melakukan pendekatan ke Pemprov Riau untuk menjajaki peluang melakukan investasi agar bisa mengelola lapangan minyak tua di Provinsi Riau.
Spesialist Project Director Reach Energy, Dato Mohammad Zaini Razali, melakukan pertemuan dengan Wakil Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman di kantor Gubernur Riau, di Pekanbaru, Jumat.
Dalam pertemuan itu, Mohammad Zaini menyampaikan bahwa perusahaan itu berharap bisa mengelola lapangan minyak tua yang dahulu pernah dieksploitasi oleh PT Chevron Pacific Indonesia.
"Kawasan minyak yang ditinggalkan Chevron, yang punya cadangan kecil, kami bisa meningkatkan produktivitasnya menggunakan teknologi yang kami punya," kata Zaini.
Ia mengatakan pihaknya melalui Pemprov Riau juga akan melakukan pendekatan ke pemerintah kabupaten/kota. Menurut dia, ini adalah pertama kali Reach melakukan penjajakan investasi di Riau, namun perusahaannya di Jakarta sudah bermitra dengan PT Pertamina.
Mohammad Zaini mengatakan lokasi daerah untuk investasi memang belum bisa dipastikan, namun perusahaan asing itu menyatakan siap menanamkan modal dalam jumlah besar.
"Lokasi investasi belum, nanti akan dibincangkan selanjutnya. Namun nilai investasinya lebih kurang 100 juta dolar AS," ujarnya.
Seperti diketahui, sejumlah blok minyak di Riau telah habis masa kontraknya seperti Blok Siak yang sebelumnya dikelola Chevron, kontraknya berakhir pada 2013 dan Kementerian ESDM menunjuk Pertamina untuk mejadi operator selanjutnya.
Selain itu, Blok Kampar yang sebelumnya dikelola oleh PT Medco E&P juga telah habis izin kontraknya pada akhir tahun lalu.
Wakil Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman sebelumnya mengatakan bahwa Pemprov Riau menjanjikan bakal memberi kemudahan perizinan dan infrastruktur bagi calon investor yang ingin menanamkan modalnya di Provinsi Riau.
"Kami sangat terbuka, dan tidak akan mempersulit. Investor itu kan membawa uang, tidak mungkin kami halangi," kata Arsyadjuliandi Rachman.
Ia mengatakan Pemerintah Riau membuka diri bagi investor swasta untuk mengembangkan perekonomian daerah dengan menanamkan modalnya di seluruh sektor industri yang ada. Karena itu, ia berjanji bahwa pemerintah daerah akan memfasilitasi investor dengan memberikan kemudahan perizinan dan penyediaan infrastruktur yang memadai.
Selama ini Pemprov Riau juga menginginkan agar perusahaan minyak dan gas daerah bisa ikut mengelola lapangan minyak tua yang habis masa kontraknya. Pemprov Riau hingga kini terus melobi Kementerian ESDM agar perusahaan daerah bisa ikut mengelola Blok Siak dan Blok Kampar.
Kementerian ESDM telah menyerahkan Surat Keputusan (SK) pengelolaan Blok Siak ke PT Pertamina pada 27 Mei 2014. Dengan diserahkannya SK tersebut, maka kerja sama pengelolaan Blok Siak oleh Pertamina dengan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Riau bisa berjalan secepatnya.
Perusahaan pelat merah itu mengelola Blok Siak melalui PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Siak. Blok Siak yang terdiri dari Lapangan Lindai, Lapangan Batang dan Lapangan South Menggala itu memiliki produksi minyak 1.800 barel per hari (bpod).
Sedangkan, izin PT Medco E&P di ladang minyak Blok Kampar, Kabupaten Inhu habis 27 November 2013, namun sementara diperpanjang enam bulan sampai ada perusahaan yang resmi ditunjuk pemerintah. Blok Kampar selama ini diketahui memiliki kandungan minyak jenis "heavy oil" dengan kapasitas produksi hingga 2.000 bopd.
Berita Lainnya
BUMN sawit Indonesia-Malaysia jajaki kerjasama pemanfaatan EBT wujudkan Net Zero Carbon
08 July 2024 14:01 WIB
Bupati Meranti jajaki kerja sama ke konsulat Malaysia
21 February 2024 20:34 WIB
Riau-Malaysia jajaki kerja sama bidang pariwisata
21 December 2023 8:48 WIB
Pemrov Riau kembali jajaki kerja sama dengan Universiti Kebangsaan Malaysia
03 March 2023 9:08 WIB
Riau - Malaysia jajaki kerja sama menguntungkan
26 October 2019 7:12 WIB
PCR Jajaki Kerjasama Pendidikan Dengan Malaysia
30 November 2018 13:05 WIB
Terkait Iklan Perusahaan Malaysia, Indonesia Jajaki Langkah Hukum
04 February 2015 18:28 WIB
Malaysia Jajaki Kerja Sama Cetak Mubaligh
19 April 2010 17:40 WIB