Washington (ANTARA) - Peserta Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) perdamaian Gaza, termasuk pemimpin AS, Qatar, Turki, dan Mesir, berkomitmen terhadap penyelesaian setiap perselisihan di masa mendatang melalui diplomasi dan negosiasi, bukan dengan kekerasan, menurut deklarasi bersama yang dirilis Gedung Putih.
"Kami dengan ini berkomitmen untuk menyelesaikan perselisihan di masa mendatang melalui langkah diplomatik dan negosiasi, alih-alih dengan kekerasan atau konflik berkepanjangan," menurut pernyataan yang dipublikasikan, Senin (13/10).
Baca juga: Ratusan Tahanan Palestina Pulang ke Gaza Setelah Dibebaskan Israel
"Kami mengakui bahwa Timur Tengah tidak dapat bertahan dalam siklus peperangan yang berkepanjangan, perundingan yang terhenti, atau penerapan syarat yang dinegosiasikan secara terpisah-pisah, tidak lengkap, atau selektif."
"Kami mengupayakan visi komprehensif untuk mewujudkan perdamaian, keamanan, dan kesejahteraan bersama di kawasan, yang didasarkan pada prinsip-prinsip saling menghormati dan senasib sepenanggungan," menurut dokumen tersebut lebih lanjut.
KTT tersebut diadakan pada Senin di Sharm El-Sheikh, Mesir, mempertemukan 35 pemimpin dunia dan dilaksanakan untuk membahas perdamaian di Jalur Gaza.
Baca juga: Pertahanan Sipil Gaza: 9.500 Warga Masih Hilang di Tengah Puing-Puing Perang
KTT yang dipimpin Presiden AS Donald Trump itu menyusul pembentukan perjanjian damai antara Israel dan Hamas.
Sumber: Sputnik-OANA